Monday, September 23, 2013

monolog : pergi

karena setiap malam, aku menuliskan namamu ..

Terbangun di malam hari adalah bagaimana hatiku merapal rasa. Menyadarkanku bahwa aku menyimpan sebuah luka yang terlalu berarti untuk diabaikan. Meski otakku mengatur semua porsi rasa dengan seimbang, alam bawah sadar justru dengan egois tidak mau tau. Sisi inilah yang selalu memaksaku untuk tinggal. Tinggal dengan sebuah luka usang yang aku tak pernah bisa menyembuhkannya. sampai sekarang..

Terbangun di malam hari adalah satu-satunya kesempatan bagi hati kecilku untuk mengingatkanku. Mengingatkanku bahwa aku sudah terlalu egois dengan membunuh rasa terhadapmu dengan sekali putusan. Meski seolah semuanya baik-baik saja dan aku tetap seperti biasanya, malam selalu menyisipkan kamu dalam bunga tidurku. Aku mampu untuk tidak mengingatmu. tapi ternyata aku tidak mampu untuk tidak menyimpanmu. aku tidak mampu untuk menghapus namamu,Lesmana.

"aku lelah mencintaimu sendirian" bisikku tipis padamu malam itu. Kau hanya menoleh dengan lemas ke arahku. apa maksudmu? Aku diam. Aku menunggu. Aku memberi waktu padamu untuk menjawab. Tapi kau diam. Kau membisu! Kau tak jelaskan apa-apa padaku.

"aku harus pergi sekarang" aku bangkit dan beranjak dari sisimu. ah,kau masih saja diam. Sejak awal aku sudah menduganya. Kau tidak berkata apapun. Bahkan saat aku pergi pun kau tak berusaha menahanku. atau sebenarnya, kau menungguku untuk menyerah?

Semuanya menjadi begitu sulit saat aku berusaha mencari alasan dari setiap keadaan. Sampai akhirnya aku memilih mengalah pada kehidupan orang dewasa yang selalu satu langkah lebih maju. Dan aku mengorbankan kamu. ya,aku mengorbankanmu (dan perasaanku).

Bagaimana tidak? mencintaimu saja sudah sebuah kesalahan. Kesalahan bukan hanya karena aku mencintaimu atau kau mencintaiku. Tapi karena ibuku mencintai ayahmu dan ayahmu mencintai ibuku.
Dengan tenangnya kau ucapkan "oh, hai Lolita" padaku saat makan malam itu. Saat ibuku mengundang kalian ke rumah. Saat ibuku mengenalkan kalian sebagai calon keluarga bagiku. Saat aku bahagia dengan ayah baruku pilihan ibuku. dan saat aku terluka bahwa calon ayahku adalah ayah dari pria yang aku cintai.

"Maaf, aku juga baru tau" katamu.
"Dimana perasaanmu? Kenapa kau bisa berpura-pura bahagia di hadapan mereka?" sentakku dengan keras ke arahnya.

Semuanya terasa begitu singkat sejak kau datang ke rumah sebagai seseorang yang harus kupanggil dengan sebutan 'kakak'. Mungkin tidak begitu berat selama kenyataan itu belum benar-benar terjadi. "tidak ada salahnya kita tetap begini" katamu menenangkanku bersama dengan rengkuhan hangatmu yang selalu kurindukan. Ya, kau pun tetap membagi kasihmu padaku. oh,apakah kau masih akan memelukku seperti ini kalau nanti aku benar-benar menjadi adikmu? sampai kapan kita berbohong pada ayah dan ibu? sampai kapan kita harus diam walaupun kita saling mencintai?

Hingga akhirnya aku memilih untuk pergi. Pergi darimu, pergi dari ibuku, pergi dari ayahmu.
Dan kini, setiap malam kuhabiskan hanya untuk menangisi kerinduan yang selalu mengingtkanku.
Kerinduan yang tak bisa disembunyikan di balik segala macam kesibukan yang kusengajakan.
Kerinduan yang tidak bisa dibunuh dengan sempurna.
Kerinduan yang bisa ditunda tapi tidak bisa dihilangkan.
Walaupun aku bisa menunda untuk mengingat tentang kalian, aku tetap tak bisa tertidur lelap setiap malam.
alam bawah sadarku terus mengingatkanku. Ibuku, ayahmu yang juga ayahku, dan kamu yang juga kakakku (sekaligus kekasihku).

Karena setiap malam, aku menuliskan namamu ..

No comments:

Post a Comment

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^