Monday, July 24, 2017

hot chocolate and a cup of coffee (4)

Jangan cepat dewasa, kamu bilang.
But hey, it's my birthday today.

***


Dewasa.
Ada yang tahu definisi real dari kata ini? Aku bertanya begini karena aku memang tidak tahu. Atau lebih tepatnya, karena aku belum menemukan jawaban yang bisa membuatku puas dan mengerti.

Satu hal yang aku tahu, aku belum dewasa. Aku bahkan masih punya mimpi yang sangat tinggi seolah aku masih punya banyak waktu dan kesempatan untuk mewujudkannya. Yah walaupun terkadang, mimpi yang tinggi itu membuatku hopeless saat ingat masih banyak tumpukan kerjaan yang selalu memenuhi meja kerjaku. Terkadang, time management-ku memang agak kacau sih. 

Karena aku belum dewasa. Well, alasan yang klise. 

But you know what? Satu pesan darimu pagi tadi cukup membuatku terperangah. "Jangan cepat dewasa," tulismu singkat di kertas yang kamu tempel di tepi cangkir cokelat panasku. Benar-benar ya kamu. How unpredictable! 

Seseorang pernah bilang padaku, menjadi dewasa adalah tiket khusus untuk dapat memilih jalan hidup dan kebahagiaan kita sendiri. Katanya, hanya anak-anak yang belum dewasalah yang hidup dengan jalan yang telah disiapkan oleh orang-orang dewasa. Well, cukup masuk akal kan.

Bukannya sedang memikirkanmu, tapi definisi ini membimbingku menuju kita. Ya, aku dan kamu. Memangnya siapa lagi? Karena kalau ada kamu, banyak hal jadi lebih sederhana dan lebih mudah. Maksudku, kamu membuka jalan untukku and you are always taking care of me. 
Jadi? Aku tidak salah kan? 
Kita adalah perwujudan dari hubungan antara satu orang dewasa dan satu orang yang belum dewasa. Aku bertanya-tanya kapan aku dewasa kalau kamu saja tidak ingin aku cepat dewasa.

Kehidupan orang dewasa itu merepotkan, kamu bilang. Tapi entah mengapa, kupikir itu justru menyenangkan. Setidaknya kesan itulah yang kudapat ketika melihatmu. Sama seperti kebebasanmu memilih kopi apa yang ingin kamu minum hari ini dan aftertaste apa yang ingin kamu cari dan resapi. Yah walaupun kamu selalu memulainya dengan secangkir kecil espresso.

Ngomong-ngomong, hari ini sama saja seperti hari ulang tahunku di tahun-tahun sebelumnya. Berlalu cepat dan tidak ada ucapan darimu. Tapi kuakui kali ini agak spesial. Your tricky surprise works on me, by the way. 

For the sake of God, bagaimana mungkin aku menyangka kalau tadi pagi kamu memutari rumah ibu kosku hanya untuk meletakkan secangkir cokelat panas lewat celah kecil jendela kamarku? Oh, dan sticky note yang menempel di cangkir itu tentunya. 

Haha, pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan ekstra hati-hati begini memang cocok denganmu.

Harus kuakui, walaupun kamu itu unpredictable person, tapi timing apapun yang kamu lakukan seringkali pas dan tidak mengecewakan. Detik ketika mataku menyadari cangkir kejutanmu ada di jendela kamarku, tanganku sedang meraih sebuah novel tentang hot chocolate yang temanku kirimkan untukku. Kado ulang tahun yang kecepetan sampainya, katanya. Haha.

Bukannya mencoba bersikap kekanak-kanakan dan membenarkan bahwa aku tidak ingin cepat dewasa, tapi banyak hal yang kupikir aku tak bisa melakukannya sendirian. Tidak, bukan aku tidak bisa, tapi aku tidak ingin. Tidak ingin melaluinya tanpa bimbinganmu. Katakanlah, seperti kopi yang kamu sukai itu, mengalami proses yang panjang sebelum akhirnya menghuni sebuah cangkir dan bisa kamu nikmati. Bagiku, proses yang panjang itu akan lebih menyenangkan kalau ada kamu. Walaupun aku tahu, hidup tidak selalu tentang hal yang indah dan manis, tapi aku percaya there's still a sweetness inside the bitterness.

Dan lagi, aku bukan mencoba bersikap manja atau meminta lebih, tapi anggap saja sebagai bayaran dari doamu yang berharap aku tidak cepat dewasa.

***
  
Di saat sejuta orang berharap aku cepat dewasa,
kamu justru menahanku.
"Jangan cepat dewasa," kamu bilang.

Tuesday, July 11, 2017

syawalan kuy (2)


Assalamu'alaikum wise reader yang sholih/sholihah.

Masih bulan syawal nih. 
Kalau kemarin aku bahas sekilas tentang puasa syawal, sekarang aku ingin bahas tentang kalimat Minal aidin wal faizin.

Why? 
Karena masih banyak orang mengira arti dari kata ini sama dengan Mohon Maaf lahir batin.

Padahal? 
Tidak. 
Tidak sama sekali.

Minal aidin wal faizin=Mohon maaf lahir dan batin? Noooooo.

Misal di suatu pagi yang syahdu, kamu bersantai di beranda rumah berkawan dengan secangkir teh hangat, lalu seseorang memanggil dan menghampirimu berkata, "Hai, lama nggak ketemu, Minal aidin wal faizin ya,"

Sekilas terdengar wajar, bukan? Toh, sudah sering dengar begitu.


Kalau begitu berarti masih banyak yang mengira kalimat Minal aidin wal faizin itu kalimat permintaan maaf dong?

Bahkan, ada juga yang mengucapkannya dengan lebih singkat, "Eh ada Mbak Ida, minal aidin ya mbak."

See?
Oh, baiklah, anggap saja ini beda kasus dengan kata-kata lain seperti "kosong-kosong ya" atau masih banyak lagi yang lain. Well, memang ada banyak cara kan untuk menunjukkan permintaan maaf kita. Karena hal yang lebih penting lagi adalah we know what we say. Yap! Kita harus tahu apa arti dari kata-kata yang kita ucapkan.

Jadiii,
Kalimat Minal Aidin wal Faizin, sebenarnya apa sih artinya? 
'aidin artinya adalah orang-orang yang kembali. Maksudnya kembali suci (fitrah) 
'faizin artinya adalah orang-orang yang menang.
Kalau digabung, artinya menjadi: Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali (suci) dan orang-orang yang menang.

Nah, 
Kalimat itu bukan merupakan kalimat permintaan maaf kan? Karena justru, lebih tepat dikatakan sebagai doa. Yeah, setelah berpuasa Ramadhan 30 hari, kita tentu tidak ingin pahala puasa kita ternodai kan? Untuk itulah kita berdoa.

Yah, sekarang kita tahu arti dari kalimat Minal 'aidin wal faizin itu tidak sama dengan kalimat Mohon maaf lahir dan batin. Tapi, kedua kalimat itu bisa membentuk arti yang indah bukan? Bila disatukan dan diucapkan bersama. Cieee. apasih?

Maksudku begini,

Minal 'aidin wal faizin, Mohon maaf lahir dan batin.


Dan oh ya,
Lebih baik lagi kalau kita mengucapkannya ditambah kalimat "Taqobbalallahu minna waminkum, shiyamana wa shiyamakum" di awal kalimat.

Oh, ayolah, aku hanya memberi saran, bukan nambah-nambahin beban. hehehehe. jadi bacanya, jangan serius-serius amat begitu. ☺

Oiya, jadi sekarang jangan ragu kalau syawalannya mengucapkan sedikit lebih panjang dari biasanya. Yang penting kita sungguh-sungguh saat mengatakannya. Sambil menelaah maknanya. 

Jangan khawatir saat siapapun berkomentar, "kayak orang tua aja deh, panjang banget kata-katanya," atau begini, "panjang banget buuuuuk, kata-katanya."
Hehehe. Yaaaa, tidak apa-apa kan? 

Atau begini saja, kalau kamu ingin cari aman. Hanya dengan mengucapkan kalimat Mohon maaf lahir dan batin saja menurutku sudah cukup kok. Yakalik, misal pas lagi salaman sama orang banyak. Kelamaan kan kalau ngomongnya panjang-panjang. Heheheeee

Iyakan. Aku bener kan.

Anyway, terimakasih sudah membaca. ☺

Sunday, July 9, 2017

a book like you (2)

Sometimes I don't really love books.
But I fell in love with this one at very first sight.

***

Aku tahu. Sejak awal aku melihatnya, aku tahu buku ini akan menjadi buku favoritku. Kini, satu buku telah bergabung dengan beberapa buku yang kusendirikan dan kuberi label My favorite books. Well, here is the picture.........

custom book

FYI, bagi yang mengira ini buku bacaan atau novel, jawabannya tentu bukan. Sa-lah. Ini adalah custom book. Yap! Custom Book, buku yang dalamnya hanya berisi lembaran-lembaran kosong, tetapi sampulnya didesain sesuai dengan pilihan kita. Kita? Oh, maksudnya aku. Aku memilih dari katalog desainnya dan kuputuskan memakai desain ini. Yeah, ditambah beberapa aditional request-ku sih. Minta ditambahin ininya lah, dikurangin itunya lah, diganti warnanya lah, dikasih tulisan inilah, tulisan itulah. 



See? Ada namaku di sampul depannya. ZUHROH. dan ada secangkir coklat panas di depanku. Hahaha. You know I love it. But wait, jangan fokus ke minumannya. Kita skip dulu karena kali ini bukan coklat panas yang menjadi topik utamanya. LOL.

Berbicara tentang buku, aku memang tidak punya semacam genre khusus untuk disukai, tetapi bukan berarti aku suka semua jenis buku. I can't tell, but aku harus membaca sebuah buku sampai selesai untuk kemudian memutuskan apakah aku menyukainya atau tidak. Tapi, hal itu tidak bisa diterapkan untuk custom book seperti ini kan? Iyadong, apanya yang mau dibaca sampai selesai. Isinya aja kosong semua. 

Tapi tahu tidak?
Menyukai buku bisa sama dengan menyukai seseorang.
Kita bisa menyukai seseorang mungkin karena sifatnya, atau wajahnya, atau kepintarannya. Sama halnya dengan buku. Kita bisa saja menyukai buku karena judulnya, atau nama penulisnya, atau desain sampulnya, atau karena ada tanda tangan penulisnya, atau... karena nama pengirim bukunya. Haha, opsi terakhir ini hanya berlaku kalau kamu dapat buku itu dari seseorang lho ya.

That's it! Aku dengan mudahnya jatuh cinta dengan buku ini karena ada namaku. Simple ya? memang. Tentang desain sampul, memang aku sendiri yang memilih ingin seperti itu. Tidak heran, aku suka dan bersemangat ketika melihatnya melalui layar ponsel atau laptop, maksudku saat desain itu dicoba atau diaplikasikan ke sampulnya. Oh I like this look!

Tapi tapi tapi,
Sensasi yang lebih menyenangkan lagi adalah,
Detik pertama tanganku memegang buku real nya dan melihat sampul buku itu bertuliskan namaku, I really really really love it! 

as I guess, as I wish, buku ini benar-benar menjadi buku kesukaan aku.
Haha, karenanya aku bahkan diam-diam berharap suatu saat semoga bisa menjadi penulis buku-buku yang akan menjadi kesukaan banyak orang.  

Buku-buku yang akan menjadi kesukaan orang? Yeah, kenapa tidak? 
Karena hidup akan lebih indah, saat ada banyak hal yang bisa disukai kan.

Ada banyak hal yang bisa disukai? Yeah, tentu saja!
Contohnya a cup of hot chocolate, buku kesukaanku ini, dan juga ada kamu. Kamu yang masih dirahasiakan dariku oleh Tuhan. Kamu yang selalu kusemogakan.


Thursday, July 6, 2017

syawalan kuy

Assalamu'alaikum :)

Ada yang ingin puasa Syawal tapi masih ragu?
Ada yang ingin puasa Syawal tapi baru sempat mulai hari ini?
Ada yang ingin puasa Syawal tapi belum tahu keutamaannya?

***
Nabi Muhammad SAW bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Artinya : "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh." (HR. Muslim no.164)

***

Alhamdulillah wa syukurillah, aku dan keluarga sudah selesai enam hari puasa Syawal sejak hari kedua. Iya dong, hari pertamanya kan diharamkan berpuasa. Ya kan, ya dong, bener kan, bener dong. Daaaaan, itu berarti sekarang aku sudah lebaran. Lebaran kedua di bulan yang sama hehehe.  


Ngomong-ngomong, sedikit sharing saja sih, ini sudah tahun keempat aku rutin puasa Syawal. Insya Allah semoga istiqomah. Jadi, sudah lumayan terbiasa dan bisa menyesuaikan diri. You know what? Waktu pertama kali dulu mau mulai puasa Syawal itu rasanya beraaaaaaaaaaaat banget. Kalau boleh ngaku, sebenarnya godaannya lebih besar dari waktu puasa Ramadhan. Yakalik halal bihalal ke sana-ke sini dan banyak makanan enak malah puasa. Itulah tantangannya. Syukurlah, puasa Syawal itu adanya enam hari, tidak tiga puluh hari seperti Ramadhan. hehehe

Tapi tapi tapi, itu dulu. Yah bukan berarti sekarang jadi makin tahan godaan dari makanan-makanan enak lebaran sih, tapi mungkin lebih kepada usaha memperbaiki kualitas iman dan niat. Well, yeah, maksudnya makin ke sini jadi makin bener niatnya. Makin ikhlas juga hatinya. Makin tahan juga perutnya. Haha. Lupakan poin yang terakhir.
Oya! Aku punya kabar bagus.
Untuk yang menjawab iya pada 3 pertanyaan yang kutuliskan di awal tadi.

Kabar bagusnya adalah~
Siapapun yang kemarin sudah puasa Ramadhan dan sekarang menjalankan puasa Syawal,pahalanya seperti puasa setahun penuh! Dan, bagi yang baru mulai hari ini puasa Syawalnya, Insya Allah dengan niat puasamu dan kehendak dari Allah SWT, kamu juga bisa dapat pahala puasa Ayyamul Biidh.

Hari-hari Ayyamul Biidh ini dimulai dari hari ini, Kamis, 6 Juli 2017 (12 Syawal 1438 H) sampai dengan hari Selasa, 11 Juli 2017 (17 Syawal 1438 H).

Dan ada tambahan juga nih, kamu juga bisa mendapat pahala untuk puasa di hari Senin dan Kamis. Alhamdulillah ya. 

***

Jadi, jangan ragu lagi untuk memulai puasa Syawalmu.
Nggak papa, pas halal bihalal nggak makan enak. Solusinya, halal bihalalnya malem aja. Hehehe
Nggak papa, udah terlanjur masak enak tapi cuma bisa nyuguhin buat tamu. Memuliakan tamu dapat pahala juga loh.
Nggak papa, mulai nahan laper sama haus lagi. Setelah enam hari kan lebaran lagi. Hehehe.

Sunday, July 2, 2017

Sinopsis Novel : Dangerously Perfect

Sinopsis Novel: Dangerously Perfect
Judul : Dangerously Perfect
Penulis : Shita Hapsari
Editor : Yooki & Yuke Ratna P.
Proofreader : Mitra M. Supardi
Penerbit : GagasMedia
Jumlah Halaman : vi +278 Halaman
Ukuran buku : 13 x 19 cm
Tahun Terbit : 2014
***
Berapa banyak orang yang dikagumi-sekaligus dibenci-
karena obsesinya pada kesempurnaan? 
Tak banyak; aku adalah salah satunya.

Seseorang tidak boleh berpuas diri, aku sangat paham akan hal itu. 
Akan kulakukan apa pun demi bertahan di posisi teratas, 
menjadi yang terbaik, dan berbahagia. 
Lagi pula, aku senang disegani-atau lebih tepatnya ditakuti.

That's perfect! 
Sebut aku ambisius jika kau mau.

Apakah ambisi mampu memudarkan cinta? 
Atau, bahkan mengundang kehadiran cinta lain? 
Aku tak percaya. Ambisi dan cinta dua hal yang berbeda, 
yang seharusnya saling melengkapi.

Namun, seseorang yang kusayangi diam-diam mengkhawatirkan hal itu.
Cinta butuh hal lain agar tetap kekal, katanya. 
Dan, itu bukan sesuatu yang sempurna.

Diam-diam, aku jadi bertanya sendiri,
apakah menjadi sempurna membuat kami tak searah lagi?

***

Novel ini termasuk naskah pemenang kompetisi SEVEN DEADLY SINS dari GagasMedia. Aku beli memang pas lagi baru-barunya, udah langsung aku baca sampai selesai juga. Tapi sekarang baru kepikiran buat share ke temen-temen yang mungkin tertarik. Udah novel lama, tapi cocok banget kok buat dibaca orang-orang seumuran kita sekarang.

Seumuran kita? Maaf aku bercanda. Tapi sungguh, novel ini Recommended untuk kita-kita para remaja dewasa. Kalau di toko buku sudah susah menemukannya, akan kupinjami. Wkwk

Aku belum sempat membuat resensinya, jadi di atas hanya kutuliskan sinopsis yang tercantum di bagian sampul belakang novel. 

Next, akan aku buatkan resensi versi aku. Mungkin akan membantu bagi yang ingin membaca novelnya namun belum sempat memegang bukunya. Hehehe

***

SEVEN DEADLY SINS adalah kompetisi menulis novel yang diadakan GagasMedia. Dalam kompetisi ini, penulis ditantang untuk menulis novel dengan karakter yang tidak sempurna dan memilih kekurangan tokoh utama dari tujuh dosa yang mematikan yang telah menjadi inspirasi bagi banyak penulis dan seniman.
Wrath (amarah), lust (nafsu), gluttony (kerakusan), greed (keserakahan), sloth (kemalasan), envy (kecemburuan/iri hati), dan pride (kesombongan). Temukan "dosa" dari ketujuh dosa itu di naskah pemenang kompetisi ini dan bersiaplah hanyut ke dalam dunia "ketidaksempurnaan".

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^