Saturday, April 11, 2015

monolog : Selamat Tinggal Tuan Kacamata

Aku kehilangan.

Kenangan. Aku biasanya orang yang sangat menghargai hal-hal yang sudah berlalu, entah itu baik atau buruk. Tapi kenapa tiba-tiba aku sudah kehilanganmu? Tuan Kacamata.

"Hai," kau muncul tiba-tiba, memotong jalanku. Aku tidak menjawab. Aku hanya memandangmu lurus, membalas tatapan yang lembut itu. Apakah kita pernah sedekat itu? Aku membatin.

"Aku sibuk," dan aku berbohong. Hal pertama yang kuingat hanyalah aku harus menghindarimu. Kenapa? Aku tidak tahu. Aku hanya tiba-tiba teringat saat kau membuatku menangis, walaupun itu sudah lama, lama sekali. Dan itulah hal terakhir yang kuingat tentangmu. Aku sudah kehilanganmu.

"Tiara, kau berubah." Kau setengah berteriak begitu aku melangkah berpaling dari hadapanmu. Entah aku yang berubah atau memang kita berdua bukan lagi orang yang kemarin. Terlalu banyak waktu yang aku tidak mengerti. Kau yang tiba-tiba menghilang dan aku yang memutuskan untuk menyerah tentangmu. Kau memberiku waktu terlalu banyak untuk berpikir bahwa kau benar-benar pergi.

Aku menoleh ke arahnya. "Kamu juga berubah, Ben." Aku mengatakannya dengan nada yang nyaris datar. Aku tidak peduli kau menganggapku marah, kecewa atau yang lain. Aku sendiri tidak benar-benar memahami apa yang sebenarnya ingin kutunjukkan padamu.

Lalu kita bertemu lagi. Bertemu tanpa sepatah katapun terucap oleh masing-masing dari kita. Sepertinya aku telah membuatmu merasa tidak nyaman, tapi bukankah itu lebih baik? Seolah kita kembali menjadi dua orang asing yang tidak saling mengenal. Dan aku pun sudah kehilanganmu. Sempurna kehilanganmu.

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^