Judul Buku : Siluet
Nama Penulis : Resti Dahlan
Penerbit : Gramedia
Tahun terbit : 2017
Jumlah halaman : 208 halaman
Sinopsis :
Orea
Talanish Hamka. Adalah nama lengkap dari seorang gadis remaja kelas sebelas di SMA
Galariksa. Karena bersekolah di SMA yang memiliki embel-embel sekolah elite,
bukan berarti gadis yang dipanggil dengan nama Rea itu menjalani hidupnya
dengan mewah. Alih-alih memiliki kehidupan yang enak, gadis itu justru harus bekerja
part-time untuk mendapatkan uang. Uang untuk biaya sekolah? Tidak.
Beruntung ia mendapatkan beasiswa penuh untuk studinya. Lalu untuk apa ia harus
bekerja keras demi mendapatkan uang? ia punya alasan untuk itu.
Sama
seperti anak beasiswa pada umumnya, Rea pun harus mempertahankan prestasi akademiknya
di sekolah. Tak heran, gadis itu hanya peduli dengan belajar. Ditambah sifatnya
yang dingin dan tertutup, gadis itu jadi tidak punya teman. Sikapnya yang kaku
seolah menjadi tameng dan benteng yang membatasi dirinya dengan setiap orang di
sekelilingnya. Itu sebabnya, banyak murid perempuan yang tidak menyukainya. Namun
sebaliknya, ia cukup populer di kalangan laki-laki di sekolahnya karena sikap
cueknya justru membuatnya memiliki kesan tangguh. Dan itulah daya tariknya.
Namun
sepertinya tak ada seorang pun murid laki-laki yang berniat berurusan dengan
Rea. Hingga satu orang bernama Kaley mulai masuk dan merecoki kehidupan Rea
yang menurutnya damai dan tenang. Kaley terus-terusan menerobos dinding hati
Rea yang tertutup rapat sehingga Rea cukup dibuat pusing karenanya. Tidak hanya
Rea yang kerepotan dengan ulah-ulah jail Kaley, Kaley pun semakin terperangah
seiring satu persatu rahasia yang ia ketahui tentang Rea. Termasuk tentang nama
belakang Rea.
Jika
berbicara tentang rahasia, tidak selalu tokoh utama yang memiliki rahasia di
balik kehidupan yang dijalaninya sekarang. Ada satu orang lagi yang memiliki
beban rahasia yang harus ia jaga. Angkasa Galen. Ia adalah seorang murid
pindahan di SMA Galariksa yang harus berurusan dengan Rea. Rea tidak habis
pikir bagaimana bisa dalam waktu yang sama ia harus menghadapi dua laki-laki merepotkan
itu sekaligus? Namun pada akhirnya Rea tergugah dengan kegigihan dan ketulusan
mereka. Beku es dalam ruang hatinya perlahan mencair. Namun siapa sangka, Rea
justru mendapati fakta mengejutkan yang menampar hatinya sekaligus menyingkap
masa lalunya yang sangat ingin ia tinggalkan.
Dan
itulah, siluet hidupnya yang entah sejauh apapun ia tinggalkan,
bayang-bayangnya tetap mengikuti dan menempel di dasar tempat ia berdiri.
***
Halo!
Semoga resensi yang aku tulis ini cukup mewakili isi novelnya ya. By the way, aku menulis resensi novel ini tepat setelah selesai membaca novelnya. Aku baca sekali langsung sampai selesai dalam waktu kurang lebih tiga jam! Padahal meskipun aku suka baca novel, biasanya sih nggak banyak yang aku baca dari awal sampai selesai dalam sekali baca. Pada awalnya kupikir karena jumlah halaman buku yang tidak terlalu banyak. Tapi setelah kupikir kembali, rasanya tidak hanya karena itu. Aku juga menikmati alur ceritanya pada saat membacanya. Bahasanya yang ringan dan lugas membuat siapapun yang membacanya dapat langsung menangkap poin yang dimaksudkan. Sehingga pembaca dengan otomatis akan lebih mudah terbawa dan hanyut dengan alur yang diciptakan. Jalan ceritanya sederhana, namun siapa sangka bisa menyenangkan untuk diikuti. Ada nilai persahabatan, kekeluargaan, penantian, perjuangan, dan tanggung jawab.
Ah! Dan satu lagi, aku membaca novel ini bertemankan secangkir kopi hangat. Untukmu, jangan lupa siapkan secangkir minuman favoritmu sebelum membaca novel ini ya :) Pastikan ia menemanimu di setiap halaman yang kamu baca. Sampai jumpa di tulisan aku berikutnya.
Salam!
***
Halo!
Semoga resensi yang aku tulis ini cukup mewakili isi novelnya ya. By the way, aku menulis resensi novel ini tepat setelah selesai membaca novelnya. Aku baca sekali langsung sampai selesai dalam waktu kurang lebih tiga jam! Padahal meskipun aku suka baca novel, biasanya sih nggak banyak yang aku baca dari awal sampai selesai dalam sekali baca. Pada awalnya kupikir karena jumlah halaman buku yang tidak terlalu banyak. Tapi setelah kupikir kembali, rasanya tidak hanya karena itu. Aku juga menikmati alur ceritanya pada saat membacanya. Bahasanya yang ringan dan lugas membuat siapapun yang membacanya dapat langsung menangkap poin yang dimaksudkan. Sehingga pembaca dengan otomatis akan lebih mudah terbawa dan hanyut dengan alur yang diciptakan. Jalan ceritanya sederhana, namun siapa sangka bisa menyenangkan untuk diikuti. Ada nilai persahabatan, kekeluargaan, penantian, perjuangan, dan tanggung jawab.
Ah! Dan satu lagi, aku membaca novel ini bertemankan secangkir kopi hangat. Untukmu, jangan lupa siapkan secangkir minuman favoritmu sebelum membaca novel ini ya :) Pastikan ia menemanimu di setiap halaman yang kamu baca. Sampai jumpa di tulisan aku berikutnya.
Salam!