Sunday, October 27, 2019

Biar anget terus, katanya.

Assalamu'alaikum ^^
Selamat malam, ladies :)
..
Apa kabar?
Ada kabar baik apa hari ini?
..
Seperti hari kemarin, semoga hari ini kita juga dapat menemukan banyak hal baik untuk menambah rasa syukur kita ya, ladies :)
..
Terakhir post di blog ternyata bulan Agustus. Kalau sekarang sudah Oktober, berarti sudah hampir dua bulan nggak nulis di blog dong? wah, proyek nulis yang niatnya mau istiqomah minimal sekali setiap bulan ternyata masih bolong-bolong nih. Isih kendo, kalau orang jawa bilang.
..
Tesis aja belum digarap, apalagi blog wkwk
Ya Allah khilaf. >,<
..
Well, sebenarnya ada banyak sekali cerita dan pengalaman baru aku di dua bulan terakhir ini, ladies. Tapi tidak bisa semuanya langsung aku tulis sekaligus, nanti malah kamu yang bingung bacanya, hehehe.
..
Jadi gini,
kemarin, ada seorang teman yang tiba-tiba kasih pertanyaan kepadaku.
Kira-kira pertanyaannya begini, "Mbak, kamu kan sama suami LDR tuh, nah kalau kamu pas kangen sama suami, terus apa dong yang kamu lakuin?"
Pertanyaan umum sih sebenarnya, tapi jawabnya susah.
Kenapa? 
Karena 'dipikir'
But please, ladies, kalau kamu dapat pertanyaan seperti ini, jangan dipikirin. It's okay. You are loved, ladies. Jarak hanya ukuran, rasa rindu bisa ditabung, dan waktu itu seringkali berjalan cepat. Sabar-sabar aja, hehehe >,<
Masalah kamu mau ngapain kalau pas kamu kangen, itu terserah kamu. Iya kan? We have our own way to solve, right? 
...
Cuman, akhir-akhir ini aku juga baru dapat wejangan dari para tetua nih ladies. Panjang lebar sih wejangan-wejangannya, tapi singkatnya begini...buat kita yang masih punya label 'manten anyar' jangan sampai hilang 'anyar'-nya. Eman-eman, kata orang-orang tua di luar yang memperhatikan. >,<
..
Lagi-lagi yang perlu diperhatikan adalah komunikasi! Komunikasi adalah hal yang saaaaangat penting. Ibarat media, kalau media yang digunakan tidak sesuai, maka tidak ada interaksi yang berarti. Komunikasi itu naluri, naluri yang perlu dibangun dan dipelajari.
Dipelajari?
Iya, komunikasi juga perlu dipelajari.
Kenapa?
Karena beda orang, beda cara kita berkomunikasi.
Komunikasi itu subjektif,
Bahkan satu kalimat yang sama, bisa berbeda-beda kesan atau penyampaiannya tergantung orangnya.
 ..
Seberapa lama kita mengobrol dengan pasangan kita setiap harinya?
Seberapa sering berkirim pesan setiap harinya?
Seberapa sering telponan kalau lagi jauh darinya?
Seberapa sering bertukar canda tawa setiap harinya?
Seberapa banyak yang kita tahu tentang aktivitas dia setiap harinya?
...
Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah beberapa pertanyaan yang aku dapatkan beberapa hari terakhir ini. Repot juga jawabnya tapi aku jawab seadanya aja ya kan. Tapi, ladies, mungkin komunikasi tidak terukur mutlak dengan ukuran semacam ini saja. Hahaha cari pembenaran >,<
Banyak parameter yang bisa digunakan untuk mengukur komunikasi seperti apa yang kita butuhkan. Karena, bisa saja, kita dan pasangan kita memiliki tempo yang tidak sama. Priority, I mean. Prioritas setiap orang itu berbeda, dan hal ini mempengaruhi aktivitas dan porsi waktu yang diluangkan.
...
Sedangkan komunikasi adalah kebutuhan. Kebutuhan yang tidak secara khusus ada waktu tersendiri untuk dipelajari. Ibarat kata, komunikasi itu dipelajari sambil dijalani. Gapaham kan? Aku juga gangerti sih. >,<
Pokok komunikasi ini hal mendasar yang penting yang harus segera dipelajari agar kita dan pasangan kita bisa sama-sama mengerti dan menghargai.
...
Itulah kenapa, aku berpikir komunikasi itu bergantung dengan siapa subjeknya.
Namun demikian, yang harus disadari adalah bahwa komunikasi yang baik adalah komunikasi yang berjalan dua arah. Di sinilah, penyesuaian mengambil perannya untuk mengamati dan menentukan seberapa efektif suatu metode komunikasi untuk diaplikasikan.
And yeah, aku juga begitu, masih di tahap penyesuaian untuk mencari bagaimana cara berkomunikasi yang efektif agar aku dan suami sama-sama enak. hehehe.
Biar anget terus, katanya.
Aduh, semoga suami lagi nonton bola aja jadi nggak baca blog post ini, isin aku! >,<
Tapi dikatakan juga, katanya, menjalin hubungan itu tidak perlu terburu-buru. Tapi jaman sekarang semuanya kan serba cepet yak, kalau nggak dipikir sekarang, keburu udah lawas duluan nanti susah ngubah temponya. yakan. yadong.
...
Tapi benarkah ada komunikasi yang berjalan baik terus?
Katanya sih ada, ada pasangan yang hubungannya harmonis terus, hangat terus, lancar terus, tidak pernah ada pertengkaran apapun sekecil apapun.
Tapi, katanya hubungan yang baik terus seperti itu juga tidak sebaik kelihatannya. Katanya, setiap pasangan harus pernah mengalami pertengkaran paling tidak sekali untuk bisa saling mengerti. Tapi entahlah, kalau ini aku hanya dengar dari karakter-karakter sesepuh di drama korea yang dulu kutonton haha.
...
Tapi kalau kita termasuk orang yang kurang pandai dalam hal komunikasi, gimana dong?
Nah ini. Ini pertanyaan yang jauh lebih sulit.
Karena aku juga salah satunya. Aku juga termasuk orang yang susah dalam hal komunikasi.
Tapi sih, katanya, lagi-lagi katanya, kalau untuk menjalin komunikasi terhadap pasangan, kita nggak butuh keahlian. Katanya cuma butuh niat dan penyesuaian. Nahloh.
...
Buat kamu yang sudah lama atau baru saja menikah sudah pasti tahu bahwa semua manten anyar itu butuh penyesuaian. Disadari maupun tidak, seiring waktu kita akan berusaha menyesuaikan diri kita terhadap suami. Pun suami juga secara alami akan menyesuaikan dengan bagaimana kita. Hal itu sudah naluri, sudah alami, memang prosesnya begitu.
...

Seasing apapun seseorang dengan pasangannya, kalau sudah menikah, maka pasti ada pola hidupnya yang berbeda dari sebelum menikah. Ada gaya tarik-menarik, gaya tolak-menolak, macam-macam. Semua perubahan itu mengikuti pola hidup bersama. Yakalik udah nikah masak hidupnya masih nafsi-nafsi. Yakan.
...
So, ladies, untukmu yang baru saja menikah, kuucapkan selamat menikah, selamat menempuh hidup baru, semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah, setiap hari menjadi berkah karena punya suami itu berarti punya ladang ibadah.
...
Ladang ibadah itu pahalanya nggak abis-abis loh! :)
...
Untuk pasangan lawas yang sudah menikah, semoga bisa awet terus, bisa selalu menemukan ritme keharmonisan, bisa menemukan celah-celah canda tawa di tengah urusan dunia yang semakin ruwet ini. Nggak perlu gengsi-gengsian, nggak perlu tunggu-tungguan, nggak perlu cuek-cuekan. Tinggal jalan sambil video call-an. Heuheu.
...
Pokoknya mah gimana caranya biar anget terus.
Masak kalah sama segelas cokelat panasku, yang sampe tetes terakhirnya pun masih anget, masih manis. Hehehe.

Udah ah.
Salam! ^^

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^