Saturday, January 5, 2019

Beauty and The Beast di Masa Rasulullah?

 Assalamu'alaikum ^^
 
Selamat pagi, ladies
Selamat menjalani hari baru dengan semangat baru dan harapan baru. 
Tahun baru ini apa saja yang baru bagi kalian? Well, untuk beberapa temanku sepertinya cukup banyak yang mendapat status baru tuh. Status baru, pasangan baru, keluarga baru, tanggung jawab baru, ladang pahala baru. :)) Selamat pagi untuk kalian yang tahun baru ini diwarnai dengan cinta baru. Barakallah!

Owkay, I am really owkay this time. Karena memang tema kita di post yang lalu dan post kali ini adalah masih tentang cinta. (Masih lho ya. Masih. Entah post yang besok masih tentang cinta juga atau tentang yang lain lagi).  >,<
By the way kamu yang belum baca blog aku yang kemarin bisa baca di sini.
Hoiya kalau kamu baca sekali lagi judul yang aku tuliskan di atas, kamu bisa nebak nggak sih? Kisahnya cintanya siapa coba? :))

Sebelum aku ceritain, aku mau tanya. Girls, kalian pernah nggak sih punya keinginan atau impian yang mulia tapi merasa kurang percaya diri dan kurang pantas untuk memimpikannya? I guess you did. Pernah aja lah ya. :') Well, kalau kata orang bijak sih ada pepatah bercita-citalah setinggi langit. See? Langit itu tinggi kan, kamu tidak bisa meraihnya hanya dengan berdiri di puncak gunung dan mengulurkan tanganmu ke atas. Tapi kenapa kita harus punya impian yang jauh dan tinggi itu? Menurutku, karena bermimpi adalah sebuah keharusan sekaligus hak kita. 
Kalau kita lihat kembali QS.ar-Ra’d:11, bunyi ayat dan artinya sebagai berikut:
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ


Read more https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html
 إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ


Read more https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ


Read more https://almanhaj.or.id/3889-pelajaran-dari-umat-terdahulu-1.html
Girls, kita hidup di dunia sebagai manusia, sebagai hamba Allah, harus selalu berubah. Berubah menjadi lebih baik, dan lebih baik lagi. Bagaimana kita bisa berubah? Salah satunya adalah dengan punya mimpi. Mimpi di sini yang bukan bunga tidur sembarang orang. Melainkan mimpi yang selalu kamu harapkan akan terjadi dalam kehidupanmu. Mimpi yang kamu usahakan untuk kebahagiaan masa depanmu. Mimpi yang selalu kamu panjatkan dalam doamu. Tentang cinta? Tentu saja cinta adalah satu dari banyak hal yang harus masuk dalam cakupan mimpimu.

Mau kukasih tau hal gila yang tidak terlalu gila? >,<
Kamu bisa melakukan 2 hal ini bersamaan. Pertama, kamu berusaha memperbaiki diri sendiri dengan meningkatkan kualitas diri. Kedua, kamu bisa berdoa untuk memiliki kekasih atau pasangan hidup yang bahkan di luar batas kemampuan dan pengandaianmu sendiri. Syarat gilanya adalah kamu harus berani, girls. 
Sudah ada gambaran kan kenapa post kali ini aku kasih judul seperti di atas? :))
Yap! Karena aku mau kasih tau kamu cerita tentang seorang laki-laki yang secara fisik tidak tampan dan pendek yang hidup di zaman/masa Rasulullah. Laki-laki tersebut bukan siapa-siapa dan tidak terlalu dianggap sebagai orang penting di lingkungannya. Tetapi ia punya mimpi untuk bisa mati syahid dalam perang bersama Rasulullah. Ia sama sekali tak punya mimpi akan cinta. Kenapa? Mungkin karena ia merasa dirinya buruk, tak berhak untuk memiliki mimpi atas wanita dan cinta. Atau juga mungkin karena cinta tak pernah ada dalam daftar mimpinya. Nama laki-laki itu adalah Julaibib.

Namun siapa sangka? Suatu hari Rasulullah bertanya kepadanya mengapa Julaibib tidak menikah. Tahukah kamu bagaimana Julaibib menjawab? Ia menjawab "siapakah orangnya Ya Rasulallah yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?" Julaibib menjawab sambil tersenyum. Tersenyum tanpa sirat keluhan maupun rasa tidak bersyukur kepada Allah SWT. Rasulullah pun tersenyum.

Suatu hari Rasulullah mendatangi rumah salah seorang sahabat. Beliau melamar putri dari sahabat tersebut. "Nikahkahlah aku dengan putrimu!" Terkejut senang bukan main sahabat tersebut. "Akan tetapi aku menginginkannya bukan untuk diriku," sambung Rasulullah. 
"Lalu untuk siapa Ya Rasulallah?" tanya sahabat.
"Untuk Julaibib." 
Lagi, makin terkejut sahabat tadi. "Julaibib? Biarkan aku meminta pendapat ibunya dulu Ya Rasulallah,," ucapnya.
Dan yah keterkejutan itu juga dirasakah sang istri. Ia tidak bisa ridho dan merelakan putrinya yang cantik dan sholihah untuk dinikahkan dengan Julaibib yang tidak tampan itu. Pasangan suami-istri itu pun sedih.

Namun apa kamu tahu cerita selanjutnya? Ternyata putri dari pasangan itu sempat mendengar obrolan tersebut. Saat sang sahabat hendak kembali ke hadapan Rasulullah, putrinya tiba-tiba bertanya kepadanya. "Siapa yang melamarku, ayah?" tanya sang putri. Lalu ayahnya pun menjawab bahwa yang melamar putrinya itu adalah Rasulullah SAW namun bukan untuk dirinya, melainkan untuk Julaibib. Yah, Julaibib yang itu.

And unexpectedly she said yes! She said yes! Putri dari sahabat itu memilih untuk manut. Ia mengiyakan pinangan dan pilihan dari Rasulullah. Ia ingin menunaikan perintah dari Rasulullah sekalipun itu adalah perintah untuk menikah dengan Julaibib. Sungguh seorang putri yang sholihah!

Dan tibalah waktu dimana Rasulullah memberi kabar tersebut kepada Julaibib. Kabar tersebut sungguh sangat membuat hati Julaibib berbunga-bunga. Bagaimana bisa?! 
Julaibib merasa saaaaaaaaaaaaaangat bahagia. Bisa menikah dengan seorang wanita yang cantik paras rupanya, sholihah dan santun amal perbuatannya.

Hari pernikahan akan segera tiba dan di kesempatan itu Julaibib pergi ke pasar untuk membeli mahar pernikahannya. Namun dalam kesempatan yang sama, tiba-tiba Julaibib mendengan kabar bahwa Rasulullah akan pergi untuk berperang. Di situlah hati Julaibib bergejolak. Ini adalah kesempatan yang sudah sangat lama ia nantikan. Berperang bersama Rasulullah dan mati syahid dalam perang tersebut. Kemudian, konon akhirnya Julaibib tidak jadi membeli mahar dan justru membeli pedang. Ia siap ikut berperang bersama Rasulullah. Dan benarlah ia ikut berperang. Diceritakan dalam perang tersebut, Julaibib meninggal tergeletak di samping tujuh orang dari kaum musyrik. "Dia telah membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Sesungguhnya ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya." Diceritakan pula Rasulullah mengangkat Julaibib dengan kedua lengannya dan memerintahkan beberapa orang agar menggali tanah untuk menguburkannya. 

”Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia membunuh tujuh orang lalu mereka membunuhnya. Dia dari golonganku dan aku dari golongannya.”

Read more https://kisahmuslim.com/390-kisah-julaibib-dan-pengantin-perempuan.html
Dia telah membunuh tujuh orang ini, kemudian mereka membunuhnya. Sesungguhnya, ia adalah aku, dan aku adalah dia”

Read more https://almanhaj.or.id/3797-julaibib-radhiyallahu-anhu-ia-memilih-berjihad-dan-merindukan-syahid.html
Yah, keinginan Julaibib untuk dapat meninggal dalam keadaan mati syahid tercapai sudah sesuai dengan apa yang dimimpikannya. Kemudian satu hal yang mungkin bisa dianggap sebagai hadiah atau bonus adalah Julaibib juga meninggal dalam keadaan hati yang berbunga-bunga. Bahwa sebelum ia meninggal, ia adalah seorang laki-laki yang akan menikah dengan wanita cantik nan sholihah yang membuat jantungnya berdebar-debar karena sungguh pernikahan itu adalah jauh tinggi di atas batas mimpi dan keinginannya. Julaibib meninggal dengan perasaan yang demikian bahagianya.

Lalu bagaimana kabar si putri?
Dengan meninggalnya Julaibib, tentu menjadikan pernikahan itu gugur. Ia tidak jadi menikah dengan Julaibib. Ganjaran pahala pastinya sudah ia dapatkan karena ia telah memiliki niat dan bersedia menjalankan perintah dan sunnah dari Rasulullah. Kemudian dengan meninggalnya Julaibib, orang tua dari putri tersebut pun tidak akan merasa sedih dan berat hati karena melepas putrinya dengan seseorang yang tidak dikehendakinya. Diceritakan pula bahwa putri tersebut karena kesholihannya akhirnya dapat menikah dan hidup makmur sejahtera.

It's a win-win solution, right? Hehehe.

You know what? Mengetahui kisah seperti ini semestinya cukup menjadi inspirasi kita untuk berani bermimpi ya kan? 
Well, kalau aku, kuakui selama ini bahagiaku emang receh sih. Aku bisa bahagia hanya karena pas bangun tidur bisa langsung ngerapiin kasur sendiri. Aku bisa bahagia hanya karena berhasil nemuin cilok paling enak di jalan menuju kampus. Aku bisa bahagia hanya karena nasi padang itu komplit dan harganya murah. Ya, selama ini memang bahagiaku sereceh itu, girls.
But once again, yuk mulai sekarang kita sama-sama beraniin diri kita untuk bermimpi dan berdoa sebanyak-banyaknya. Setinggi-tingginya. Seindah-indahnya. Kenapa? Karena kita harus. Anggaplah ini sebagai sebuah keharusan, maka manakala ada mimpinya yang terwujud, sudah hak kamu untuk bahagia mendapatkannya :))
Hoiya, ada tips baru yang mungkin nggak terlalu baru nih. >,<
Sholawat Nariyah, tahu kan, girls? Begini nih...
أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Artinya : “Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan salam yang sempurna kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, tunaikan segala macam hajat, dan tercapai segala macam keinginan dan husnul khotimah, di curahkan air hujan (rahmat) dengan berkah pribadinya yang mulia. Semoga rahmat dan salam yang sempurna itu juga tetap tercurah kepada para keluarga dan sahabat beliau, setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan bagiMu."

 Coba lihat arti dari وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ dan وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Ternyata Sholawat Nariyah ini banyak sekali fadhilah (keutamaannya) bagi kita, muslim yang mengamalkannya.  Salah satunya ya itu tadi, semua hajat berhasil kita tunaikan, semua keinginan berhasil kita capaikan. Bahkan keinginan-keinginan yang tadinya di luar batas kemampuan kita.


Ingat! Kamu benci terluka. 
Kamu terluka jika berharap terlalu tinggi. 
Tapi lihat dulu, kepada siapa kamu berharap. 
Ungkapan seperti "terluka jika berharap terlalu tinggi" itu tidak berlaku jika kamu berharap hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Salam^^
Selamat dan semangat untuk harapan barunya :))


MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^