Saturday, December 13, 2014

monolog : Cerita di Sebuah Tempat

Siapa tak suka jalan-jalan? Aku sangat menyukainya.
Aku pernah baca sebuah kutipan bagus. "Karena setiap tempat itu punya cerita." Jadi, cerita yang berkesan di tempat yang indah, aku ingin membuatnya.

Seperti gambar ini. Bersama-sama menghabiskan pagi dengan jalan-jalan sehat bersahabat dengan alam. Jalan yang menanjak, bukan lagi masalah karena kami semua senang. Batang pohon yang melintang menutup jalan, kami melewatinya bersama. Jalanan licin yang harus kami lalui dengan bantuan tali, kami pun berhasil melewatinya dengan saling membantu. Kami berbagi minum dan beberapa snack. Kami juga sempat saling bertegur sapa dengan beberapa orang yang kami temui di perjalanan yang sama. Kami tertawa bersama, berfoto bersama, dan berbagi cerita. Jalan mendaki sampai puncak dan kembali ke dasar dengan jalan yang menurun tentu membuat kami lelah. Namun lelah itu terbayar dengan kepuasan yang setimpal, jadi sama sekali tidak masalah bagi kami. Oh ya! sepulang dari perjalanan itu pun kami sempatkan mampir untuk makan bersama di suatu tempat favorit kami. Hidangan berkuah dengan aroma yang sedap itu pun mengisi kembali penuh energi kami. Bahkan sampai kami kembali ke tempat tinggal pun, cerita dan kesan menyenangkan itu pun masih melekat jelas di benak masing-masing dari kami semua.

Dan sekarang mengulas balik hari itu membuatku berpikir, "ah, apa ini berarti aku telah menemukan satu cerita baru di tempat pagi itu?" Aku tersenyum mengiyakan pertanyaanku sendiri.

monolog : Ingat, kau benci terluka.



Aku tidak ingin mempercayainya..
Tapi ini terlalu nyata, memaksaku untuk sadar..

Ada hal-hal yang manis, ada pula bagian pahitnya. Ada hal-hal yang berjalan sesuai rencana, ada pula yang tidak. Ada hal-hal yang bisa dipercaya, ada pula yang tidak masuk akal. Begitulah yang biasa kita sebut dengan istilah “kenyataan”. Untuk beberapa hal, terkadang tak mudah bagi kita untuk menerima kenyataan, walaupun itulah yang sebenarnya terjadi.
Aku terus bertanya padaku sendiri.
Setujukah kau bahwa ada kalanya menyembunyikan kenyataan adalah pilihan terbaik? Ketika kenyataan itu bisa melukaimu dan orang-orang yang mendukungmu. Ketika kenyataan itu bisa menyakiti harapan orang yang ingin kau lindungi. Ketika kau hanya perlu menyimpan dan menanggung sendiri agar orang itu tetap bahagia dan tidak tahu bahaya apa-apa.
Atau kau justru lebih memilih untuk mengatakan kenyataan itu? Kenyataan yang akan menyakiti seseorang dengan sekali begitu saja. Kenyataan yang akan membunuh harapan seseorang yang sangat ingin kau lindungi sepenuh hati. Kenyataan yang juga akan melukaimu karena melihat orang itu menangis dan menyalahkanmu karena mengatakannya.
Jadi, pada dasarnya kedua pilihan yang ada itu tetap saja melukaimu. Lalu, pilihan mana yang akan kau pilih? Saat kau sendiri sebenarnya begitu berat untuk mempercayainya. Akankah kau punya kekuatan untuk mengatakannya? Namun, apakah kau yakin punya kesempatan untuk mengatakan padanya? Apakah kau berani?
Terlepas dari semua itu, apa kau yakin dirimu akan baik-baik saja? Bukankah mengatasi diri sendiri adalah hal yang paling utama? Jadi, saat kau sendiri tak bisa menerima kenyataan itu, apakah kau tetap akan mempercayainya? Ingat, kau benci terluka.

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^