Aku
tidak ingin mempercayainya..
Tapi
ini terlalu nyata, memaksaku untuk sadar..
Ada hal-hal yang manis,
ada pula bagian pahitnya. Ada hal-hal yang berjalan sesuai rencana, ada pula
yang tidak. Ada hal-hal yang bisa dipercaya, ada pula yang tidak masuk akal. Begitulah
yang biasa kita sebut dengan istilah “kenyataan”. Untuk beberapa hal, terkadang
tak mudah bagi kita untuk menerima kenyataan, walaupun itulah yang sebenarnya
terjadi.
Aku terus bertanya
padaku sendiri.
Setujukah kau bahwa ada
kalanya menyembunyikan kenyataan adalah pilihan terbaik? Ketika kenyataan itu
bisa melukaimu dan orang-orang yang mendukungmu. Ketika kenyataan itu bisa
menyakiti harapan orang yang ingin kau lindungi. Ketika kau hanya perlu
menyimpan dan menanggung sendiri agar orang itu tetap bahagia dan tidak tahu bahaya
apa-apa.
Atau kau justru lebih
memilih untuk mengatakan kenyataan itu? Kenyataan yang akan menyakiti seseorang
dengan sekali begitu saja. Kenyataan yang akan membunuh harapan seseorang yang
sangat ingin kau lindungi sepenuh hati. Kenyataan yang juga akan melukaimu
karena melihat orang itu menangis dan menyalahkanmu karena mengatakannya.
Jadi, pada dasarnya
kedua pilihan yang ada itu tetap saja melukaimu. Lalu, pilihan mana yang akan
kau pilih? Saat kau sendiri sebenarnya begitu berat untuk mempercayainya.
Akankah kau punya kekuatan untuk mengatakannya? Namun, apakah kau yakin punya
kesempatan untuk mengatakan padanya? Apakah kau berani?
Terlepas dari semua
itu, apa kau yakin dirimu akan baik-baik saja? Bukankah mengatasi diri sendiri
adalah hal yang paling utama? Jadi, saat kau sendiri tak bisa menerima kenyataan
itu, apakah kau tetap akan mempercayainya? Ingat, kau benci terluka.
No comments:
Post a Comment