Wednesday, November 20, 2013

Photostory : Kapan ke Borobudur lagi? :)


monolog : Bongkahan Usang

Aku berubah, itu ulahmu
Bagaimana aku berubah, itu inginku

Tentang semua cerita yang berlalu
Itulah sejarah,, hanya bongkahan usang 
Yang seharusnya lepas dan tidak membelenggu
Sudah jauh aku melangkah
Menjemput terang melawan sisi gelap itu

 Aku bahkan berlari lebih kencang dari yang semestinya
Meninggalkan jejak gelap yang seolah selalu membuntutiku

Sampai akhirnya..
saat titik terang kulihat lebih dekat
Kau berada di sana

Dunia menyorakiku lucu
Bodoh!
Aku berlari kencang bukan untuk kembali ke jejak pertamaku

Semua  bayangan yang kutinggalkan kini dengan keras menertawakanku

Luka dan bongkahan usang itu semua
Salahkah? Tak bisakah?
Karena aku merindukan kisah yang indah
Yang kuharap hapuskan luka usang milik kita yang lalu

Jangan terlalu baik padaku
Kutahu semestinya kau tak begitu
Karna aku, mengerti betul bagaimana dirimu
Setelah semua suka berubah luka

Monday, November 18, 2013

Photostory : my young sister




Ini adikku. Namanya Naila. Panggilan kesayangan dari keluarga >> Della.
Di banyak hal, dia termasuk orang yang pintar menempatkan diri sesuai kondisi. Selalu aja ada cara untuk menjadikan dirinya berada di posisi yang menguntungkan. Itu kelebihan dia.
Ngomongin tentang kelebihan, dia termasuk adikku yang multitalent *menurutku
Banyak hal bisa dikerjakannya dengan ok. *yap
Dan oya, satu hal yang paling kusuka darinya, dia punya sifat ambisius! *oh
Sifat ambisiusnya selalu menjadikannya sosok yang selalu penuh semangat. Semangat untuk menjadi yang terbaik tentunya. Good point!
Sampai-sampai, dia pun nggak pernah mau kalah dari kakak-kakaknya. Well, contohnya aku.
Banyak hal, dia menjadikanku saingan. Yang paling jelas kelihatan tu dalam bidang prestasi akademik-non akademik di sekolah. Mungkin baginya, sejarah prestasiku lumayan, jadi dia selalu mencoba membuat sejarah yang lebih unggul dari sejarahku selama sekolah.
Memang sih terkadang sebel karena dia melakukannya dengan terang-terangan nggak mau kalah dan dia pun terbilang sukses lah melampaui sejarahku *menurut spionku
tapi justru apa yang kurasakan sekarang adalah rasa bangga. Kakak mana yang tidak bahagia melihat adiknya begitu semangat untuk bisa menjadi seperti kakaknya atau bahkan melebihi prestasi kakaknya. That's my point!
Then, dia juga termasuk orang yang nggak malu untuk belajar. Di beberapa hal, dengan demikian terampilnya dia memintaku mengajari hal-hal yang kurang begitu dikuasainya. Nah, disinilah poin yang juga membuatku merasa berarti. Kinda appreciate me as her older sister,right?
Dia selalu menyerap ilmu apapun dengan baik. Meski terkadang bisa berubah kalau sedang ada masalah, dia bisa cepat mengendalikan diri. Kan satu poin lagi, dia easy going.
Untuk sosok sepertinya, aku nggak keberatan kok untuk menyebutnya pribadi yang kharismatik. Seperti yang aku bilang di awal, dia pintar menempatkan diri di segala situasi dan kondisi. Dia bisa menjalankan semua peran yang menguntungkan. Lihat saja dari dua foto yang aku unggah di atas. Foto pertama saat dia senyum. Manis kan? iya
Foto kedua saat dia menunjukkan tangannya seolah bersiap meninju muka orang. Dia memang bisa berubah berbahaya *terkadang tapi foto itu bukan saat dia benar-benar berbahaya, itu hanya ekspresi kecil yang ditunjukkannya setiap aku memotretnya dan bilang kalau dia itu photogenic dan menarik. Ah, dia selalu menyangka aku hanya membesarkan hatinya. Dia tak pernah tau kapan aku benar-benar memujinya.. 
Tapi sungguh, sebagai kakak, menyenangkan sekali memiliki saudara perempuan kecil sepertinya..

Sunday, November 17, 2013

Photostory : hujan?


Judulnya "menikmati hujan" .. itu gambar Anne, temenku. Sengaja kufoto tanpa sepengetahuannya karna kupikir dia sedang menarik untuk difoto. Oh,maksudku bukan dianya tapi apa yang dilakukannya. :D
Sore itu sepulang UTS, aku dan beberapa temenku berencana makan bareng di luar. Tapi hujan menyekap kami. Terpaksa menunggu hujannya reda. Ceritanya kita-kita nunggu hujannya nggak cuma di satu tempat, tapi kita pindah-pindah tempat mulai dari basement kampus, di dalem kantin, sampai lorong deket parkiran.
Ngobrol, nggosip, guyonan, semuanya kita lontarkan sembari menunggu hujan. Hujan yang akhirnya membuat agenda makan-makannya jadi batal. Hujan yang pasti aja membuatku basah setiap pulang kampus. Aku benci hujan yang tuun tidak tepat.
Tapi sulit menyangkal kalau aku pernah menyandang status "gadis penyuka hujan". Ya, itu dulu. Sekarang? tergantung suasana. Hujan itu penghalang kegiatan di luar, tapi tetap saja hujan itu pengantar tidur yang baik di malam hari. Hujan memang dingin, tapi tetap saja hujan itu mendukung otak untuk flashback memori ke belakang. Kenangan!
Entahlah. Saat ini yang kutahu mungkin hanya aku merasa bosan dengan dingin yang dibawa oleh hujan. Sedang merasa condong ke hal-hal yang lebih menyenangkan seperti humor. Walaupun tak bisa mengelak kalau dalam diri ini seringkali terselip rasa yang menggerakkan hati untuk bisa menikmati hujan :)

#ini ceritaku . mana ceritamu?

Friday, November 1, 2013

cerpen. : Makki menjemput terang

menghitung pasti setiap langkah
berjalan, berlari, dan terbang
tak peduli aral, di atas sana aku kan suka
siapa bilang ini mudah?
tapi tujuan yang indah, siapa mampu menolak?


=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Sudah malam. Pemilik nama Makki Sagita itu menelusuri jalanan dengan berjalan setengah berlari. Kecepatan berjalannya tidak biasa ditambah tolehan kepala ke arah jam tangan berkali-kali. Tak sedikitpun sosoknya menampakkan rasa takut. Yang terlihat hanyalah langkah tegasnya dan pandangan lurus tajam ke depan. Gelap tidak akan membuatnya berhenti.

"Waktuku tak banyak lagi" begitulah kata pertama yang diucapkannya setelah lama ia membiarkan mulutnya  itu terkunci rapat. Bersamaan dengan kaki yang ia langkahkan lebih cepat, senyuman simetris miliknya pun terkembang. Waktu telah melatihnya untuk berusaha. Dan Makki pun yakin, nantinya akan ada seseorang yang membuat waktu dan usahanya berbuah menjadi hasil yang begitu berharga.

Tentu saja. Tidak ada alasan untuknya berhenti karena selalu ada alasan yang lebih kuat yang meyakinkan Makki untuk terus berlari. Sepi yang sesekali berhasil mengusik konsentrasinya, sedikit demi sedikit dapat ditepisnya. Berbekal bayangan seseorang di masa lalu semakin kuat memenuhi pikirannnya dan membuatnya tidak merasa sendiri. Makki pun yakin betul dirinya akan menemukan seseorang yang lebih baik. Di tengah pengembaraannya ini.

Gelap sepanjang malam terus melatari jalanan jauh di depan Makki. Namun harapan bagaikan cahaya yang dapat menembus kegelapan itu. Meski tidak nyata, tapi begitulah yang dirasakan gadis bernama Makki itu.

Menjemput terang. Memetik harapan-harapan yang dikumpulkan Makki sepanjang jalan. Makki berhenti di titik batas gelap dan terang. Ditangkapnya sebuah sosok di depan sana. Berdiri tegap namun santai. Tertawa keras namun ramah sejatinya.

Isandiar Wibisono. Kini sudah tepat berada di lingkup pandangnya. Inikah jawaban dari pengembaraannya? Makki menjemput terang.

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^