Saturday, April 26, 2014

puisi : daun yang gugur

daun gugur di tempat yang tak jauh dari pohon asalnya
bagiku itu terdengar seperti daun itu mengerti dimana batas area miliknya

daun yang gugur, akan mengerti sedikit lebih luas dari sekedar ranting di pohonnya

lalu ..
daun yang gugur, akan mengerti betapa rindang pohon besar tempatnya berasal

kemudian ..
daun yang gugur, akan mengerti betapa tinggi pohon tempatnya berasal

tapi ..
daun yang gugur, akan mengerti sulit baginya kembali ke ranting pohon miliknya ..
daun yang gugur, akan mengerti dirinya bisa terbang terbawa angin kapan saja

akhirnya ..
daun yang gugur, akan mengerti bahwa dirinya harus belajar ..

daun yang gugur, akan mengerti bagaimana harus bersahabat dengan rerumputan dan juga tanah ..
daun yang gugur, akan mengerti bagaimana harus berdamai dengan dirinya sendiri ..
daun yang gugur, akan mengerti perjuangan adalah bagian dari mimpi yang menjadikannya kuat ..
daun yang gugur, akan mengerti selalu ada cara  untuk menjadi pohon ..
daun yang gugur, akan mengerti dirinya tetap bisa menjadi pohon,
         pohon yang kokoh dalam vas bunga setiap rumah :)        

monolog : sebelum waktu habis

waktu bergulir semakin cepat bahkan sejak aku belum menyadarinya
aku berencana memburu waktu dan mengalahkan kecepatannya
tapi semakin aku ingin memburu waktu
semakin aku merasa tertinggal
semakin sedikit yang bisa kuselesaikan
kenapa waktu selalu lebih cepat dari yang kuduga?
tidak bisakah aku menjinakkannya?
atau tidak bisakah waktu itu sedikit bersahabat denganku?
aku ingin melakukan banyak hal
sebelum waktu menyuruhku untuk berhenti
dan sebelum waktu itu habis

(Catatan kecilku di Yogyakarta, 2 April 2014)

Monday, April 7, 2014

monolog : Sebentar Senja

Lupakan anak gadis kecil penyuka hujan. Karena gadis itu kini tak lagi mengerti bagaimana cara menikmati hujan. Dan dia benar-benar tak bisa mengingat apa yang membuatnya menyukai hujan sebelum akhirnya dia benar-benar tak menyukainya lagi. Ternyata benar, waktu bisa mengubah seseorang. Bahkan perasaan seperti ini pun bisa dengan mudah berbalik. Hanya sedikit yang bisa bertahan pada pilihannya.

Sama seperti bagaimana gadis kecil itu membenci hujan, gadis itu pun kini menjadi penikmat senja. Tiba-tiba dan tanpa niat yang berarti. Sampai akhirnya dirinya menemukan alasan untuk kembali tersenyum dalam hadirnya senja yang sebentar itu. Tentu saja, senja yang selalu hadir di waktu yang sama, sekalipun hanya sebentar. Dan pada akhirnya setiap orang akan merindukannya, menantikan senja yang sama lagi berikutnya..

Senja yang sama..

Friday, April 4, 2014

monolog : Hi Aprilia, this is your month

"Hi Aprilia, this is your month" begitulah sebaris kata yang masih membuatku terpaku sejak satu menit yang lalu. Ya, tentu saja Aprilia. Oh maksudku, Aprilia adalah sebuah karya yang membuatku melihat kepada seseorang yang membantuku menyelesaikannya. Awal dari kekerabatan kaku yang melebur manis seiring waktu. Terlalu manis, sampai akhirnya waktu menjadikan semuanya benar-benar lebur dan selesai.

Aprilia. Bagaimana mungkin aku melupakannya selama ini. Aku terperangah sempurna saat seseorang kembali menuliskan nama itu dan secara tak sadar aku menggumamkannya. Kini semua bayangan muncul di barisan terdepan dalam pikiranku. Tidak, aku belum melupakan semuanya. Ingatanku cukup baik untuk memutar ulang apa yang kuingat, meskipun tidak semua.

Aprilia. Aku selalu senang setiap bulan April tiba. Tentu saja, Bulan April itu bulanmu. Tapi sejak aku tak lagi bisa menikmati Bulan Aprilmu, seseorang merasa dirinya telah menghancurkannya. Walaupun sebagian hatiku mengiyakan hal itu, tentu hal itu bukanlah alasan aku harus menyalahkannya. Semuanya memang harus terjadi. Setelah semua itu sekarang hanyalah masa lalu, tak perlu menanggapinya dengan serius. Bukan begitu?

Mengenang Aprilia itu berarti mengenang kisah kami. Ya, mengenang sebentar lalu kembali seperti bagaimana yang sekarang. Waktu memang tak bisa ditebak. Bisa merubah hubungan kaku menjadi manis, lalu semuanya kembali kaku lagi. Begitulah hidup, berbolak-balik. Semua orang hanya perlu pandai-pandai menempatkan diri dan memanfaatkan waktu.

Aprilia, setelah seseorang mengingatkanku padamu karya perdanaku, aku pun ingat lamaku tak menulis. Aku hanya malas, tak ada yang menarik. Atau mungkin karena banyak pekerjaan baru yang membuatku lelah dan aku tidur terlalu lama. Sekarang pun aku belum yakin sudah benar-benar bangun, jemariku terus berteriak dan melawan agar aku menghentikannya. Sungguh berat memulai apa yang hampir terlupakan. Sama sepertimu Aprilia, semakin aku berusaha mengingatmu justru semakin aku sadar aku hampir melupakanmu.

Untuk seseorang, maaf .

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^