Friday, June 2, 2017

hot chocolate and a cup of coffee (2)

Kita sama-sama jatuh cinta.
Kamu mencintai kopimu,
Dan aku mencintai coklat panasku.

---

Tapi di sini, bukan cinta itu yang mempertemukan kita. Sekali lagi, bukan cinta itu. Karena keduanya sudah membuat kita jatuh cinta jauh sebelum kita bertemu seperti ini. Cinta yang terlanjur dalam, tak mudah dialihkan bukan?

Seperti yang sudah aku katakan, aku selalu suka kopi buatanmu, tapi tak cukup kuat mengalihkan kesukaanku pada coklat panasku. Pun kau selalu suka pilihan coklat panasku, tapi rupanya lebih panas cintamu pada setiap kopi dalam cangkirmu.

It's simple, but complicated.
Entahlah, karena memang tak ada yang cukup jelas untuk dijelaskan.

Mungkin memang paling bijak untuk berkata bahwa takdir yang membuat kita bertemu seperti ini. Untuk bisa saling mengenal sedekat ini, aku tak harus mencintaimu, kau pun tak harus mencintaiku. Bukan cinta seperti itu juga yang akan membuat kita dekat. Tapi lihat, di luar mulai hujan.

Satu jam, dua jam, biasanya pertemuan kita lebih lama dari sekedar hitungan itu. Karena anehnya, saat kupikir cangkir kita sama-sama tinggal setengah, hujan kerap kali datang dan menahan kita lebih lama. Itulah kenapa kita sering memesan hal yang sama dua kali. Lucu ya. Yah, bukan lucu yang membuat kita harus tersenyum sih, hanya saja, kita cukup kompak untuk terbiasa dengan hal yang (agak) tidak biasa itu.

Ngomong-ngomong, terakhir kali aku ke sini baru dua hari yang lalu. Tidak seperti sekarang, kemarin aku sendirian. Tapi aku tidak pernah kesepian, karena menikmati hot chocolate membuat seluruh tubuhku bereaksi terhadapnya, membuat seluruh perhatianku terpusat kepadanya. Sehingga aku tidak peduli berapa orang yang keluar masuk cafe ini sementara aku menikmati setiap detikku bersama cangkirku. Aku juga tidak peduli apakah hari itu lebih banyak orang yang datang untuk quality time bersama diri sendiri atau dengan orang lain. Seperti kekasih, maybe?

Oh ayolah, itu kan kemarin. Berbeda dengan sekarang. 
Ada kamu. 
Kalau ada kamu, itu berarti aku adalah orang yang menunggu saat aku sampai duluan dan kau belum di sini.
Kalau ada kamu, itu berarti aku bisa mencium wangi aroma kopimu saat berdekatan dengan coklat panasku.
Kalau ada kamu, itu berarti kita akan memesan hal yang sama dua kali. 
Karena hujan akan menahan kita.

Kupikir additional time ini selalu berpihak kepada kita. Tentu saja, kita bukan orang yang mudah untuk saling menemui dan ditemui kan? Harus dipaksa agar kita bisa bertemu selama ini sekali waktu. Aku selalu di sini, di kota ini, tapi aku tak bisa menjemputmu yang jauh di kota sana. Kau pun begitu, tak bisa sewayah-wayah datang ke sini hanya untuk reuni berdua seperti ini. Tapi kita tak pernah menyesal dengan hal itu, selama kopi dan coklat panas bisa ditemui dimana-mana.


Priority, itulah yang sama-sama selalu kita dahulukan. Karena rindu dan bertemu, adalah apa yang bisa ditunggu. Bukankah menyimpan kata rindu adalah bakat dan rahasia terbesar kita? Kau selalu bilang pada semua orang setiap kau rindu padaku. Tapi kata itu tak sekalipun aku pernah mendengarnya langsung keluar dari mulutmu. Jangan tanya bagaimana aku mengetahuinya, kau tak akan tahu siapa yang memberitahu rahasiamu itu padaku. Jangan harap juga kau bisa menemukan rahasia rinduku melalui orang lain, karena mengemas rinduku agak berbeda dengan caramu. Hanya coklat panasku dan penaku yang tahu.

"Kenapa kamu nggak buka usaha kopi saja sih?"
"Nggak ah."
"Kenapa? Kan suka."
"Tapi aku nggak suka orang lain menikmati kopi buatanku."
"Tapi dulu kamu sering buatin aku?"
"Kan kamu."
"Aku kenapa?"
"Kamu yang minta."

Waktu banyak berlalu, tapi kita tak pernah berubah. Setidaknya aku bagimu dan kamu bagiku. Kau masih saja mau berbagi satu atau dua seruputan kopimu kepadaku. Walaupun aku tak melakukan hal yang sama untukmu. Kau tahu setiap seruputan dalam cangkirku begitu berarti untukku. Aku justru lebih suka kalau kau pesan satu cangkir lagi hot chocolate. Seruputan pertama buatmu, sisanya buatku.

Seperti double date. Bukan kita, tapi aku dan kamu. Aku dengan coklat panasku, dan kamu dengan kopimu. Makin beraroma dan makin panas.
Apalagi saat pesanan cangkir kedua kita datang. Ah, tapi sebaiknya kita tunggu hujan turun dulu, meskipun sudah cangkir kedua, tapi kalau ditambah hujan, aromanya lebih terasa dan lebih panas.

--- 
Itu artinya,

No comments:

Post a Comment

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^