Friday, June 2, 2017

Baca Kisah : Guru Perempuan Pertama dalam Islam

Assalamu'alaikum.
---
Kalau kau bertanya aku sedang apa, aku akan menjawab sedang membersihkan rak baru untuk buku-buku bacaanku. Seperti yang kau lihat, ruangan ini sudah seperti toku buku yang baru saja buka, buku dimana-mana dan belum sempurna tertata. Lalu kau berjalan ke arahku. Kupikir kau akan membantuku, tapi ternyata kau hanya mengambil satu buku yang sepertinya langsung menyita perhatianmu. Ah, aku lupa. Kau juga menyukai mereka, buku-buku.

"Kamu suka?"
"Apa?"
"Buku itu, maksudku," aku tersenyum.
"Oh," kau membalas tersenyum. "sepertinya menarik."
"Bawalah dan bacalah, kupinjami sampai kau selesai membaca."
"Tidak, aku akan membaca ini di sini saja sambil menemanimu."
"Oh thank you,"
"Okay just take your time."

Tentang buku seperti apa yang kita sukai, kita berdua memang tidak memiliki kategori khusus. Hanya saja, dari sekian tema dan judul buku yang kupunya, aku tidak menyangka kau akan memilih buku yang satu itu. Buku dengan sampul hardcover berwarna pink itu berjudul 150 PEREMPUAN SHALIHAH Teladan Muslimah Sepanjang Masa, karya Abu Malik Muhammad bin Hamid.
Maksudku, kau kan bukan perempuan.

Di sudut ruangan ini, melihatmu membaca buku itu, membuatku kembali teringat akan salah satu kisah di dalam buku itu. Bahkan aku masih ingat kisah itu ditulis di halaman 104-107. Kisah ke-49 dari total 150 kisah itu berjudul Guru Perempuan Pertama dalam Islam, Asy-Syifa' binti Abdullah.

Sini, kubacakan untukmu.

---

Dalam Gua Hira' menyebarlah cahaya fajar Islam. Menyinari kota Makkah dan sekitarnya dengan cahaya Allah. Memancarkan sinar ke dalam pikiran dan membuka hati-hati yang beriman, sebuah cahaya yang menyelimuti kebesaran Islam. Berapa banyak orang yang diangkat derajatnya dengan Islam, mereka yang sebelumnya belum pernah terdengar namanya dan betapa banyak yang dengan Islam seseorang makin bertambah agung kedudukannya, yang makin memperjelas orang-orang pilihan di masa jahiliah dan orang pilihan di dalam Islam. Beginilah asy-Syifa' binti Abdullah bin Abdusy Syams bin Khalaf bin Syada al-Qarsyiyah al-'Adwiyah.

Diriwayatkan bahwa namanya adalah Laila dan dijuluki Ummu Sulaiman. Akan tetapi, ia terkenal dengan panggilan asy-Syifa'. Barangkali ia terkenal dengan nama asy-Syifa' karena ada beberapa orang yang sembuh melaluinya, dengan izin Allah.

Asy-Syifa' binti Abdullah menikah dengan Abu Khatsmah bin Hudzaifah bin Amir al-Qursyi al-'Udwi. Ia memeluk Islam pada masa awal penyebarannya. Dia bersama orang-orang muslim pertama bersabar menanggung beban siksaan orang Quraisy dan gangguan mereka. Akhirnya, Allah SWT mengizinkan orang-orang yang bersabar baik laki-laki maupun perempuan yang ada di Makkah untuk hijrah ke Yatsrib. Kemudian, hijrahlah ia bersama yang lainnya.

Asy-Syifa' binti Abdullah al'Adwiyah termasuk minoritas orang yang bisa membaca dan menulis di zaman jahiliah. Allah SWT telah memberkatinya dengan membuatnya mencintai keduanya, yaitu dengan memberikan akal yang kuat dan ilmu yang bermanfaat. Ia bisa meruqyah sejak zaman jahiliah.
Ketika Islam datang, ia berkata, "Aku tidak akan meruqyah sampai aku mendapatkan izin Rasulullah saw." Kemudian, ia datang terhadap Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah meruqyah dengan cara meruqyah orang jahiliah dan aku ingin menunjukkannya kepadamu."

Rasulullah menjawab, "Tunjukkanlah!"

Kemudian, asy-Syifa' menunjukkan kepada Rasulullah. Ia meruqyah dengan menggunakan namilah (sejenis potongan dari kulit). Lalu Rasulullah bersabda, "Meruqyahlah kamu dengan itu dan ajarkan hal itu kepada Hafshah. Dengan nama Allah, singkirkanlah siksaan, wahai Tuhan manusia. Dan, meruqyahlah dengan menggunakan kayu kunyit dan oleskan pada semut."

Setelah peristiwa itu, asy-Syifa' terus meruqyah orang-orang yang sakit dari kalangan kaum muslimin., baik laki-laki maupun perempuan. Dia juga mengajarkannya kepada Ummul Mukminin Hafshah. Jika diperhatikan dalam kejadian ini, walaupun asy-Syifa' memiliki ilmu kuno yang dia dapatkan sebelum menemukan cahaya Islam, ia tidak mau menggunakannya, kecuali setelah mengetahui hukumnya secara syar'i. Ketika ia telah mendapatkan izin dari Rasulullah saw., ia pergunakan untuk membantu manusia. Tidak cukup hanya dengan itu, ia juga mengajarkan kepada para muslimah membaca dan menulis sehingga layak kalau dikatakan sebagai guru perempuan pertama dalam Islam.
Tidak banyak tulisan yang membahas tentang asy-Syifa' binti Abdullah, bahkan sangat sedikit. Ibnu Hajar dalam kitabnya, al-Ishabah, menggambarkan bahwa asy-Syifa' termasuk cendekia dari kalangan wanita dan Rasulullah saw. memfasilitasinya dengan menyediakan rumah di Madinah sebagai tempat tinggalnya.

Umar bin Khattab r.a. memercayai pendapatnya, mendahulukan untuk mendengar ucapannya dibanding dengan yang lain sampai dikatakan bahwa ia diangkat untuk mengurus beberapa hal yang berkenan dengan pasar. Akan tetapi, tidak disebutkan tugas apa yang diemban oleh asy-Syifa' binti Abdullah di pasar, kecuali apa yang disampaikan oleh Ibnu Sa'ad di dalam Thabaqat yang diriwayatkan dari cucunya Umar bin Sulaiman bin Abi Khatsmah dari bapaknya berkata, "Asy-Syifa' binti Abdullah berkata , Aku melihat beberapa pemuda berjalan dengan pelan-pelan.' Lalu Asy-Syifa' berkata. 'Apa ini?' Mereka berkata, 'Ahli Ibadah,' Lalu, ia berkata, 'Umar ketika ia berkata terdengar, jika berjalan cepat, dan jika memukul akan menyakitkan. Dia adalah sebenar-benarnya manusia.'"

Dapat disimpulkan bahwa dari pembicaraan asy-Syifa' binti Abdullah tersebut adalah bagian dari tugas seorang pengawas harga. Akan tetapi, sebagaimana diceritakan dalam kejadian tersebut, ia tidak berbicara langsung kepada sekumpulan pemuda tersebut, tetapi hanya berkata kepada orang yang mendampinginya.

Diantara tugasnya juga amar ma'ruf nahi mungkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah kemugkaran), khususnya yang berkenaan dengan wanita. Mungkin juga pengawas pengajaran anak-anak karena hal itu termasuk pekerjaan seorang pengawas dalam Islam. Wallahu a'lam.

Asy-Syifa' binti Abdullah meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. dan juga dari Umar bin Khaththab. Beberapa yang meriwayatkan hadits darinya adalah anaknya, Sulaiman bin Abi Khutsmah, dan cucu-cucu yang lainnya. Haidtsnya diriwayatkan pula oleh Bukhari dalam Bab Adab dan Bab Pekerjaan Seorang Hamba, sebagaimana pula diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa'i.
Guru wanita pertama dalam Islam ini wafat pada zaman kekhalifahan Umar bin Khaththab pada tahun 20 Hijriah. Allah melimpahkan pahala kepadanya dari kaum muslimin dan muslimat atas apa yang dia perbuat untuk umat dengan mengurus orang-orang yang sakit dan memberikan pengajaran kepada kaum perempuan.

No comments:

Post a Comment

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^