Showing posts with label Book. Show all posts
Showing posts with label Book. Show all posts

Tuesday, October 3, 2017

Siluet




 
Judul Buku                  : Siluet
Nama Penulis              : Resti Dahlan
Penerbit                       : Gramedia
Tahun terbit                 : 2017
Jumlah halaman           : 208 halaman
Sinopsis                       :

Orea Talanish Hamka. Adalah nama lengkap dari seorang gadis remaja kelas sebelas di SMA Galariksa. Karena bersekolah di SMA yang memiliki embel-embel sekolah elite, bukan berarti gadis yang dipanggil dengan nama Rea itu menjalani hidupnya dengan mewah. Alih-alih memiliki kehidupan yang enak, gadis itu justru harus bekerja ­part-time ­untuk mendapatkan uang. Uang untuk biaya sekolah? Tidak. Beruntung ia mendapatkan beasiswa penuh untuk studinya. Lalu untuk apa ia harus bekerja keras demi mendapatkan uang? ia punya alasan untuk itu.

Sama seperti anak beasiswa pada umumnya, Rea pun harus mempertahankan prestasi akademiknya di sekolah. Tak heran, gadis itu hanya peduli dengan belajar. Ditambah sifatnya yang dingin dan tertutup, gadis itu jadi tidak punya teman. Sikapnya yang kaku seolah menjadi tameng dan benteng yang membatasi dirinya dengan setiap orang di sekelilingnya. Itu sebabnya, banyak murid perempuan yang tidak menyukainya. Namun sebaliknya, ia cukup populer di kalangan laki-laki di sekolahnya karena sikap cueknya justru membuatnya memiliki kesan tangguh. Dan itulah daya tariknya.

Namun sepertinya tak ada seorang pun murid laki-laki yang berniat berurusan dengan Rea. Hingga satu orang bernama Kaley mulai masuk dan merecoki kehidupan Rea yang menurutnya damai dan tenang. Kaley terus-terusan menerobos dinding hati Rea yang tertutup rapat sehingga Rea cukup dibuat pusing karenanya. Tidak hanya Rea yang kerepotan dengan ulah-ulah jail Kaley, Kaley pun semakin terperangah seiring satu persatu rahasia yang ia ketahui tentang Rea. Termasuk tentang nama belakang Rea.

Jika berbicara tentang rahasia, tidak selalu tokoh utama yang memiliki rahasia di balik kehidupan yang dijalaninya sekarang. Ada satu orang lagi yang memiliki beban rahasia yang harus ia jaga. Angkasa Galen. Ia adalah seorang murid pindahan di SMA Galariksa yang harus berurusan dengan Rea. Rea tidak habis pikir bagaimana bisa dalam waktu yang sama ia harus menghadapi dua laki-laki merepotkan itu sekaligus? Namun pada akhirnya Rea tergugah dengan kegigihan dan ketulusan mereka. Beku es dalam ruang hatinya perlahan mencair. Namun siapa sangka, Rea justru mendapati fakta mengejutkan yang menampar hatinya sekaligus menyingkap masa lalunya yang sangat ingin ia tinggalkan.


Dan itulah, siluet hidupnya yang entah sejauh apapun ia tinggalkan, bayang-bayangnya tetap mengikuti dan menempel di dasar tempat ia berdiri.

***
Halo!
Semoga resensi yang aku tulis ini cukup mewakili isi novelnya ya. By the way, aku menulis resensi novel ini tepat setelah selesai membaca novelnya. Aku baca sekali langsung sampai selesai dalam waktu kurang lebih tiga jam! Padahal meskipun aku suka baca novel, biasanya sih nggak banyak yang aku baca dari awal sampai selesai dalam sekali baca. Pada awalnya kupikir karena jumlah halaman buku yang tidak terlalu banyak. Tapi setelah kupikir kembali, rasanya tidak hanya karena itu. Aku juga menikmati alur ceritanya pada saat membacanya. Bahasanya yang ringan dan lugas membuat siapapun yang membacanya dapat langsung menangkap poin yang dimaksudkan. Sehingga pembaca dengan otomatis akan lebih mudah terbawa dan hanyut dengan alur yang diciptakan. Jalan ceritanya sederhana, namun siapa sangka bisa menyenangkan untuk diikuti. Ada nilai persahabatan, kekeluargaan, penantian, perjuangan, dan tanggung jawab.
Ah! Dan satu lagi, aku membaca novel ini bertemankan secangkir kopi hangat. Untukmu, jangan lupa siapkan secangkir minuman favoritmu sebelum membaca novel ini ya :) Pastikan ia menemanimu di setiap halaman yang kamu baca. Sampai jumpa di tulisan aku berikutnya.
Salam!

Sunday, July 9, 2017

a book like you (2)

Sometimes I don't really love books.
But I fell in love with this one at very first sight.

***

Aku tahu. Sejak awal aku melihatnya, aku tahu buku ini akan menjadi buku favoritku. Kini, satu buku telah bergabung dengan beberapa buku yang kusendirikan dan kuberi label My favorite books. Well, here is the picture.........

custom book

FYI, bagi yang mengira ini buku bacaan atau novel, jawabannya tentu bukan. Sa-lah. Ini adalah custom book. Yap! Custom Book, buku yang dalamnya hanya berisi lembaran-lembaran kosong, tetapi sampulnya didesain sesuai dengan pilihan kita. Kita? Oh, maksudnya aku. Aku memilih dari katalog desainnya dan kuputuskan memakai desain ini. Yeah, ditambah beberapa aditional request-ku sih. Minta ditambahin ininya lah, dikurangin itunya lah, diganti warnanya lah, dikasih tulisan inilah, tulisan itulah. 



See? Ada namaku di sampul depannya. ZUHROH. dan ada secangkir coklat panas di depanku. Hahaha. You know I love it. But wait, jangan fokus ke minumannya. Kita skip dulu karena kali ini bukan coklat panas yang menjadi topik utamanya. LOL.

Berbicara tentang buku, aku memang tidak punya semacam genre khusus untuk disukai, tetapi bukan berarti aku suka semua jenis buku. I can't tell, but aku harus membaca sebuah buku sampai selesai untuk kemudian memutuskan apakah aku menyukainya atau tidak. Tapi, hal itu tidak bisa diterapkan untuk custom book seperti ini kan? Iyadong, apanya yang mau dibaca sampai selesai. Isinya aja kosong semua. 

Tapi tahu tidak?
Menyukai buku bisa sama dengan menyukai seseorang.
Kita bisa menyukai seseorang mungkin karena sifatnya, atau wajahnya, atau kepintarannya. Sama halnya dengan buku. Kita bisa saja menyukai buku karena judulnya, atau nama penulisnya, atau desain sampulnya, atau karena ada tanda tangan penulisnya, atau... karena nama pengirim bukunya. Haha, opsi terakhir ini hanya berlaku kalau kamu dapat buku itu dari seseorang lho ya.

That's it! Aku dengan mudahnya jatuh cinta dengan buku ini karena ada namaku. Simple ya? memang. Tentang desain sampul, memang aku sendiri yang memilih ingin seperti itu. Tidak heran, aku suka dan bersemangat ketika melihatnya melalui layar ponsel atau laptop, maksudku saat desain itu dicoba atau diaplikasikan ke sampulnya. Oh I like this look!

Tapi tapi tapi,
Sensasi yang lebih menyenangkan lagi adalah,
Detik pertama tanganku memegang buku real nya dan melihat sampul buku itu bertuliskan namaku, I really really really love it! 

as I guess, as I wish, buku ini benar-benar menjadi buku kesukaan aku.
Haha, karenanya aku bahkan diam-diam berharap suatu saat semoga bisa menjadi penulis buku-buku yang akan menjadi kesukaan banyak orang.  

Buku-buku yang akan menjadi kesukaan orang? Yeah, kenapa tidak? 
Karena hidup akan lebih indah, saat ada banyak hal yang bisa disukai kan.

Ada banyak hal yang bisa disukai? Yeah, tentu saja!
Contohnya a cup of hot chocolate, buku kesukaanku ini, dan juga ada kamu. Kamu yang masih dirahasiakan dariku oleh Tuhan. Kamu yang selalu kusemogakan.


Sunday, July 2, 2017

Dangerously Perfect

Sinopsis Novel: Dangerously Perfect
Judul : Dangerously Perfect
Penulis : Shita Hapsari
Editor : Yooki & Yuke Ratna P.
Proofreader : Mitra M. Supardi
Penerbit : GagasMedia
Jumlah Halaman : vi +278 Halaman
Ukuran buku : 13 x 19 cm
Tahun Terbit : 2014
***
Berapa banyak orang yang dikagumi-sekaligus dibenci-
karena obsesinya pada kesempurnaan? 
Tak banyak; aku adalah salah satunya.

Seseorang tidak boleh berpuas diri, aku sangat paham akan hal itu. 
Akan kulakukan apa pun demi bertahan di posisi teratas, 
menjadi yang terbaik, dan berbahagia. 
Lagi pula, aku senang disegani-atau lebih tepatnya ditakuti.

That's perfect! 
Sebut aku ambisius jika kau mau.

Apakah ambisi mampu memudarkan cinta? 
Atau, bahkan mengundang kehadiran cinta lain? 
Aku tak percaya. Ambisi dan cinta dua hal yang berbeda, 
yang seharusnya saling melengkapi.

Namun, seseorang yang kusayangi diam-diam mengkhawatirkan hal itu.
Cinta butuh hal lain agar tetap kekal, katanya. 
Dan, itu bukan sesuatu yang sempurna.

Diam-diam, aku jadi bertanya sendiri,
apakah menjadi sempurna membuat kami tak searah lagi?

***

Novel ini termasuk naskah pemenang kompetisi SEVEN DEADLY SINS dari GagasMedia. Aku beli memang pas lagi baru-barunya, udah langsung aku baca sampai selesai juga. Tapi sekarang baru kepikiran buat share ke temen-temen yang mungkin tertarik. Udah novel lama, tapi cocok banget kok buat dibaca orang-orang seumuran kita sekarang.

Seumuran kita? Maaf aku bercanda. Tapi sungguh, novel ini Recommended untuk kita-kita para remaja dewasa. Kalau di toko buku sudah susah menemukannya, akan kupinjami. Wkwk

Aku belum sempat membuat resensinya, jadi di atas hanya kutuliskan sinopsis yang tercantum di bagian sampul belakang novel. 

Next, akan aku buatkan resensi versi aku. Mungkin akan membantu bagi yang ingin membaca novelnya namun belum sempat memegang bukunya. Hehehe

***

SEVEN DEADLY SINS adalah kompetisi menulis novel yang diadakan GagasMedia. Dalam kompetisi ini, penulis ditantang untuk menulis novel dengan karakter yang tidak sempurna dan memilih kekurangan tokoh utama dari tujuh dosa yang mematikan yang telah menjadi inspirasi bagi banyak penulis dan seniman.
Wrath (amarah), lust (nafsu), gluttony (kerakusan), greed (keserakahan), sloth (kemalasan), envy (kecemburuan/iri hati), dan pride (kesombongan). Temukan "dosa" dari ketujuh dosa itu di naskah pemenang kompetisi ini dan bersiaplah hanyut ke dalam dunia "ketidaksempurnaan".

Friday, October 28, 2016

Critical Eleven by Ika Natassa



Aldebaran Risjad (Ale) dan Tanya Baskoro (Anya) pertama kali bertemu di dalam pesawat penerbangan Jakarta – Sydney. Benar saja, konsep critical eleven tidak hanya berlaku pada keselamatan penumpang di dalam pesawat, tetapi sama halnya dengan sebuah pertemuan.


Ini adalah pertama kalinya Anya duduk bersebelahan dengan seorang pria keren, bukan kakek-kakek atau bahkan anak kecil yang merepotkan. Tiga menit pertama, Anya mengakui pesona Ale begitu memikat. Let your guard down and let yourself fall for something as random as a stranger’s smile. Setelah melalui detik-detik canggung atau bahkan momen ketika Anya tertidur di pundak Ale, akhirnya obrolan renyah itu bisa mengalir dan mereka pun menikmatinya. Sampai pada akhirnya, di delapan menit sebelum berpisah, Ale berhasil mendapatkan nomor Anya.

Kembali ke kehidupan masing-masing, Ale adalah Petroleum Engineer sedangkan Anya adalah seorang Management Consultant. Pekerjaan yang sama-sama sibuk, tentu saja. But thanks to the critical eleven sisa pertemuan pertama mereka, dalam kesibukan mereka pun tak bisa dipungkiri bahwa diam-diam mereka saling memikirkan satu sama lain. 

Pekerjaan Ale tak memungkinkan untuk berkomunikasi dengan orang berjarak jauh, apalagi seseorang seperti Anya yang tinggal di Jakarta. Akhirnya Ale baru memutuskan untuk menghubungi nomor Anya saat dia pulang ke Jakarta, berharap Anya belum melupakannya.

Hubungan mereka berkembang cepat karena tak lama setelah itu Ale dan Anya berpacaran dan tak lama kemudian, Ale melamar Anya. Tidak dengan cara yang romantis, tetapi siapa sangka cincin yang Ale gunakan untuk melamar Anya adalah cincin yang sangat mahal sampai menguras kantung uangnya.

Sebuah pernikahan yang bahagia, semakin sempurna ketika Anya mengandung anak pertamanya. Aidan, mereka bahkan sudah menyiapkan nama untuk calon bayi laki-laki kesayangan mereka itu. Kebahagiaan mereka rayakan dengan semangat, seperti membuat kamar kecil di dekat kamar utama spesial untuk sang buah hati. Perdebatan kecil sering terjadi terkait pemilihan gaya/desain interior untuk kamar si kecil, namun bukanlah masalah karena itulah sensasinya.

Namun keluarga yang bahagia bukanlah keluarga yang selalu terlihat harmonis tanpa adanya masalah keluarga. Tapi siapa sangka, masalah keluarga Ale dan Anya timbul sejak Kepergian Aidan. Ya, buah hati kesayangan mereka. Dan tentu saja tidak ada orang tua yang tidak sedih kehilangan anaknya. Ale dan Anya, keduanya berduka, berduka dengan cara yang berbeda, dengan cara mereka masing-masing.

Sebuah kata-kata yang tak sengaja keluar dari mulut Ale membuat Anya terluka. Bukan karena Ale mengatakannya dengan kasar, akan tetapi kata-kata tersebut cukup mengiris hati sensitif Anya yang kehilangan darah dagingnya yang selama ini ia kandung sendiri. Anya terlalu terluka, bahkan suaminya sendiri menyalahkannya atas kepergian Aidan. Ale menyadari kesalahannya, namun terlambat baginya untuk menarik ucapannya. Bahkan sulit baginya untuk meminta maaf. Anya terlanjur tersakiti hatinya.

Tanpa banyak kata, hubungan Ale dan Anya semakin sulit untuk dideskripsikan sebagai suami istri. Dalam enam bulan sejak Kepergian Aidan, mereka hanya tampak seperti seorang pria dan wanita yang tinggal di rumah yang sama. Hanya cincin yang masih menempel di jari manis merekalah yang menandakan kalau mereka suami istri. Mereka bahkan pisah kamar, begitulah yang diminta oleh Anya dan Ale pun menuruti permintaannya. 

Seiring kebisuan yang tak terelakkan itu, perlahan keduanya saling mempertanyakan critical eleven pada pertemuan pertama mereka sekaligus keputusan-keputusan yang membuat mereka sampai di titik ini. Ale kehilangan Anya yang dulu. Anya kehilangan Ale yang dulu. Jauh di dalam hati, mereka saling merindu. Hanya saja, keduanya memiliki batas yang membuat mereka tak bisa berbagi zona nyaman dan kembali menjalin hubungan layaknya keluarga yang bahagia dan harmonis.

Ketegangan hubungan Ale dan Anya sepertinya sedikit mencair pada hari ulang tahun Ale yang ke-33. Anya dimintai tolong oleh adik Ale untuk berkontribusi dalam kejutan ulang tahun yang dicetuskan olehnya. Anya yang tak ingin masalah keluarganya diketahui banyak orang akhirnya mengiyakan tawaran itu. Di situlah, setelah sekian lama, Anya harus memerankan peran istri yang sangat bahagia memiliki suami seperti Ale. Rupanya momen ini dimanfaatkan oleh Ale, setelah semua orang pulang, Ale memberanikan diri menerobos benteng pertahanan Anya dan menumpahkan segala rasa kerinduan yang selama ini dipendamnya.

Ale puas, ia lega. Setidaknya, dia mulai memiliki keberanian untuk menunjukkan lagi keinginannya untuk berbaikan dengan istrinya, Anya. Namun sebaliknya, Anya semakin bingung dengan keadaannya. Di satu sisi, ia mulai mengakui kerinduannya yang tak terelakkan itu kepada suami yang dikasihinya. Tapi di sisi lain ia takut, ia khawatir bagaimana jika ia harus terluka lagi, bagaimana jika suaminya menyakitinya lagi. Ia belum siap.

“Orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita,” sepertinya kata-kata ini benar adanya. 
Dengan segala upaya, rasa benci, rasa rindu, semuanya beradu merontokkan keraguan demi keraguan di benak keduanya. Bersamaan dengan satu persatu fakta mengejutkan yang muncul di hadapan keduanya, akhirnya mereka menemukan titik terang yang menuntun untuk kembali mewujudkan keluarga yang harmonis. Siapa sangka, titik terang yang menuntun hati Anya adalah hadirnya jiwa baru di dalam perutnya, adik Aidan.

Critical Eleven Sinopsis



Dalam dunia penerbangan,dikenal istilah critical eleven, sebelas menit paling kritis di dalam pesawat –tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing- karena secara stastistik delapan puluh pasien kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu. It’s when the aircraft is most vulnerable to any danger.

In a way, It’s kinda the same with meeting people. Tiga menit pertama kritis sifatnya karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah- delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan.

Ale dan Anya pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Tiga menit pertama Anya terpikat, tujuh jam berikutnya mereka duduk bersebelahan dan saling mengenal lewat percakapan serta tawa, dan delapan menit sebelum berpisah Ale yakin dia menginginkan Anya.

Kini, lima tahun setelah perkenalan itu, Ale dan Anya dihadapkan pada satu tragedi besar yang membuat mereka mempertanyakan pilihan-pilihan yang mereka ambil, termasuk Keputusan pada sebelas menit paling penting dalam pertemuan pertama mereka.

Diceritakan bergantian dari sudut pandang Ale dan Anya, setiap babnya merupakan kepingan puzzle yang membuat kita jatuh cinta atau benci kepada karakter-karakternya, atau justru keduanya.

Tuesday, October 18, 2016

Critical Eleven




Halo. Selamat Sore~
Satu lagi novel yang aku baca dari semalem dan baru khatam tadi siang. Yap! Judulnya Critical Eleven karyanya Ika Natassa. Bagi yang belum baca, aku rekomendasiin buat baca novel ini.
Untuk sekarang, aku share beberapa kutipan-kutipan menarik dulu dari novel ini, nanti lain waktu baru sempat share resensinya.
Ini diaaaaa...
1. Toko buku itu bukti nyata bahwa keragaman selera bisa kumpul di bawah satu atap tanpa harus saling mencela.
2. But life is a series of coincidences anyway, right?
3. Let your guard down and let yourself fall for something as random as a stranger's smile.
4. This is another thing that travel does to you. The sheer joy of laughing freely with a complete stranger. Just because laughing is a pretty good idea at the moment.
5. Memory is a good servant, but a really bad master.
6. When memory plays its role as a master, it limits our choices. It closes doors for us.
7. Never been this serious my whole life.
8. I already forgot how I used to feel about you.
9. Saat kita berbohong satu kali, sebenarnya kita bohong dua kali. Bohong yang kita ceritakan ke orang, dan bohong yang kita ceritakan ke diri kita sendiri.
10. Man of a few words, my dad.
11. Orang yang membuat kita paling terluka biasanya adalah orang yang memegang kunci kesembuhan kita.
12. When it works, we're a pretty good team, aren't we?
13. Anyone who falls in love is searching for the miasing piecea of themselves. So anyone who's in love gets sad when they think of their lover. It's like stepping back inside a room you have fond memories of, one you haven't seen in a long time.
14. Travel is not being afraid to fall in love with a complete stranger.
15. Travel is discovering that random act of kindness does exist.
16. Travel is the same pair of jeans for a week and different experiences every day.
17. Travel is deciding who will be the last call before you take off and the first call after you landed.

Wednesday, June 4, 2014

Restart




Judul                   : Restart
Pengarang           : Nina Ardianti
Editor                  : Prisca Primasari
Proofreader         : Christian Simamora
Penata letak        : Gita Ramayudha
Pewajah sampul  : Dwi Anissa Anindhika
Tebal                   : 446 hlm
Harga                  : Rp55.000
Rilis                    : April 2013 (cetakan ke-1)


Semua orang pernah patah hati.
All you have to do is move on.

Novel ini menghadirkan kisah unik pengembaraan asmara seorang gadis. Syiana, begitulah semua orang memanggilnya, gadis yang sangat memegang prinsip dalam setiap pekerjaannya akhirnya mengalami kenyataan pahit yang menghancurkan setiap mimpi indah yang pernah dibangunnya. Ia terpaksa mengakhiri hubungan cintanya dengan cara yang sama sekali tak pernah dibayangkannya, setelah tragedi penghianatan yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Meski hubungan itu telah berakhir, ternyata masih saja disimpannya luka itu. Hatinya belum sepenuhnya menerima kenyataan yang menamparnya sadar-sadar itu. Sampai akhirnya, ada juga titik dimana ia jenuh akan luka yang tak kunjung sembuh itu lalu mulailah  ia  berpikir untuk melupakannya segera. Maka ia memutuskan untuk benar-benar tak menyiakan waktunya hanya untuk merasa patah hati. Namun, meskipun begitu nampaknya luka itu justru semakin menganga. Meraung-raung untuk segera diobati.
Keteguhannya terganggu. Saat pekerjaannya menuntut dirinya untuk bermitra dengan orang yang rupanya memiliki kesan pertama buruk dengannya, ia merutuki setiap waktu pertemuan yang tak pernah dikehendakinya. Namun siapa sangka bahwa bertemu dengan orang baru adalah salah satu obat dari sakit hati.
Tapi ternyata akhir tidaklah semudah itu. Berbagai hal baru mulai dijalaninya satu per satu. Saat kepercayaannya goyah, ia berbalik ke belakang. Trauma menguasainya, bahkan sampai dirinya buta, tidak mengetahui ada yang terluka saat ia memilih untuk menyerah.
Begitulah novel ini menghadirkan petualangan asmara yang unik dengan berbagai pertimbangan rumit yang tak mudah diurai bagi tokohnya. Memerangi setiap aral yang melintang sebelum akhirnya Syiana, tokoh utama dalam novel ini menemukan jalan terang untuk kebahagiannya.
 


Cinta Dalam Hati


 


Judul Buku                  : Cinta Dalam Hati
Penulis                         : Orina Fajrina
Penerbit                       : Rumah Kreasi
Tahun terbit                 : 2013
Jumlah Halaman          : vi + 166 halaman
Ukuran Buku              : 13 x 19 cm

Dalam diam pun
Aku terus merapal namamu ….
Ini adalah kisah tentang persahabatan, cinta, dan penantian yang mulai lelah menunggu. Sebuah harapan yang terlanjur membumbung tinggi namun tak menyadari adanya badai yang mengintai, bersiap menghempasnya. Menghancurkannya.

Sakit, itu yang mereka rasakan pada akhirnya. Terluka atas kebodohan yang tidak peka, nyeri karena terlalu lama memendam rasa dan menangis karena harus merelakan cinta.