Ternyata Begini POV Warga Jepang Ketika Perang Dunia ke-2 Kalau Dianimasikan

 Kono Sekai no Katasumi ni / In This Corner of The World / To All The Corners of The World


( この世界の片隅に )

Anime ini merupakai film animasi yang diadaptasi dari manga berjudul Kono Sekai no Katasumi ni, dirilis pada tahun 2016 dengan durasi film 2 jam 48 menit.

Tokoh utama dalam cerita ini adalah Suzu Urano, seorang gadis lugu yang memiliki hobi menggambar dan melukis. Kehidupannya berjalan dengan cukup baik dengan keluarga kecilnya di Hirosyima.

Semua bermula dari pengalaman kecilnya yang pernah tersesat di kota, hingga tanpa sadar ia tengah diculik seorang paman yang membawa keranjang besar di punggungnya. Dalam keranjang itu ternyata ada anak kecil lain (laki-laki) yang rupanya lebih dulu diculik sebelumnya. Namun keduanya berhasil lolos dan pengalaman itu terasa bias, bagai mimpi bagi Suzu.

Siapa sangka, anak laki-laki itu (Shusaku) ternyata datang ke Hirosyima meminang Suzu ketika menapaki usia dewasa. Suzu awalnya bingung ingin menolak ketika tahu ada orang asing di rumahnya untuk menikahinya. Tapi Suzu hanya bisa menurut, tidak bisa menolak.

Singkat cerita, Suzu akhirnya tinggal di kota Naganoki bersama Suami dan mertuanya. Suzu, anak sepolos itu harus berjuang menjalani peran seorang istri dan segala pekerjaan rumah tangga. Tapi syukurlah, keluarga itu benar-benar menerimanya dengan baik. Dan ternyata suaminya juga benar-benar mencintainya sejak pertama kali bertemu secara tidak sengaja saat mereka masih kecil itu.

Kala itu, laki-laki bekerja di militer, begitu pula dengan suaminya (Shusaku) dan ayah mertuanya. Suasana militer sedang tegang, persediaan bahan makanan di pasar semakin menipis, beberapa harga pun naik, mereka harus berhemat dan mencari bahan alternatif lain untuk dimasak. Sesekali kakak iparnya (Keiko) dan anak perempuannya (Harumi) datang berkunjung.

Interaksi antara Suzu dan Harumi di film ini begitu menarik dan banyak moment konyol yang lucu. Salah satunya ketika mereka ingin mengamankan gula dari incaran semut, mereka meletakkan gula di atas mangkok kemudian mereka apungkan di atas ember besar berisi air. Tapi justru bergoyang tidak seimbang dan akhirnya semua gula pun larut dalam air. Padahal gula sedang mahal, 50 kali lebih mahal dari barang distribusi lainnya.

Interaksi antara Suzu dan Keiko juga tidak kalah mengharukan, layaknya seorang kakak perempuan yang cerewet, tapi dibalik sikap cerewetnya itu Keiko sebenarnya sangat peduli dan mengkhawatirkan Suzu. Keiko juga berkata pulanglah beberapa hari ke Hirosyima kalau Suzu rindu keluarganya.

Suatu kali, keluarga mereka didatangi tentara setelah mereka melihat Suzu menggambar pantai di buku sketch-nya, tentara yang mendapatinya sedang menggambar itu berkata bahwa menggambar garis pantai bisa saja Suzu sedang membongkar rahasia militer. Mereka bahkan menuduh Suzu adalah mata-mata. Suzu begitu khawatir merepotkan keluarganya, tapi beruntung keluarganya menanggapi hal itu justru sebagai hal yang konyol dan tidak perlu dikhawatirkan.

Shusaku cemburu ketika suatu saat seorang pria yang juga bekerja di militer berkunjung ke rumah mereka. Suzu mengenalkan pria itu sebagai teman kecilnya, Mizuhara. Mizuhara menyukai Suzu dan sudah siap untuk menjemput Suzu pulang seandainya Suzu tidak menyukai keluarga barunya. Tapi Suzu bersikeras menolak. Suzu bahkan kesal karena suaminya sendiri justru menyuruhnya berbicara berdua saja dengan Mizuhara. Namun ia juga berterimakasih pada suaminya, berkatnya ia bisa tegas dengan perasaannya dan kiri perasaan suami-istri itu pun berkembang lebih kuat.

Suatu hari alarm udara dibunyikan, mereka berlindung di dalam rumah, saat malam listrik pun dimatikan. Keesokan harinya ternyata beberapa rumah sudah hancur dan harus dibongkar total. Begitu pula rumah kakak ipar Suzu (Keiko) yang ia tinggali bersama anak perempuannya (Harumi). Akhirnya kini mereka tinggal bersama. 

Mereka membangun barak perlindungan darurat di dekat rumah untuk berlindung kalau-kalau terdengar alarm peringatan dibunyikan, mereka harus segera lari dan berlindung dalam barak perlindungan.

Suatu siang yang cerah, tiba-tiba ada ledakan di langit di sana-sini. Suzu dan Harumi sedang berkebun, mereka berdiri mematung tanpa berpikir apa yang harus mereka lakukan. Ketika ayah mertuanya melihat mereka, langsung memberikan instruksi untuk mendekat ke dinding dan berlindung.

Belakangan ini alarm peringatan itu lebih sering dibunyikan. Keadaan militer semakin tegang, karena perang semakin panas. Mereka mendengar kabar terbaru melalui gelombang radio. Siang hari tidak bisa mencuci dan menjemur pakaian karena akan terkena sisa partikel dari tembakan udara yang beterbangan. Pada saat malam hari, listrik dan tungku api untuk memasak harus dipadamkan. Suami dan ayah mertuanya semakin jarang pulang karena mengikuti jadwal militer yang semakin padat. Ayah mertuanya bahkan sempat dirawat di rumah sakit.

Kapal besar di laut telah ditenggelamkan, gudang senjata dihancurkan, armada tentara harus dipindahkan. Siapa sangka di suatu siang yang terang, saat Suzu dan Harumi ke kota, ada tragedi besar yang mengintai kehidupan mereka. 

Harumi meninggal dan Suzu selamat namun tangan kanannya cidera dan diamputasi. Seketika, rumah dan keluarga itu menjadi terasa sepi dan dijalani tanpa banyak kata. Bersamaan dengan alarm peringatan yang mulai tak terhitung jumlah dibunyikannya, berkali-kali pula harus berpindah antara rumah dan barak perlindungan.

Bom telah jatuh di Hirosyima, tidak ada kabar tentang keluarga kandung Suzu disana. Semua tempat habis terbakar tanpa bersisa. Sekarang Suzu hanya punya suami dan keluarga barunya di sisinya.

Suzu yang sering merenung kenapa hidupnya seperti ini, mengingat-ingat kembali setiap moment yang ia perjuangkan dengan tangan kanannya. Ia merasa Hampa. dengan tangan kanannya yang tidak sempurna, ia pun merasa tidak berdaya karena beberapa hal yang tidak bisa ia lakukan dengan benar sekarang. Namun ia tidak berkata apa-apa. Tapi pada akhirnya ada moment dimana ia harus bangkit. Menahan tangis sendiri-sendiri, berjuang bersama-sama. Suzu tersadar bahwa semua orang juga terluka tapi terus berusaha. Tapi kemudian beredar kabar bahwa Jepang telah kalah.

Saat sudah milai bisa merelakan semuanya, saat Suzu dan suaminya pergi ke Hirosyima, seorang anak kecil yang selamat dari bencana datang mendekati mereka. Anak kecil yang begitu polos, yang tidak sadar bahwa kakaknya sudah meninggal namun ia terus berlindung di sampingnya. Tuhan pun mempertemukan anak kecil ini kepada Suzu, dan mengetuk hatinya untuk membawa anak kecil itu untuk hidup bersama keluarganya. Begitulah cerita ini ditutup.

____,,___

Jujur aja aku nonton film ini tanpa tahu sinopsis atau background ceritanya. Awalnya kupikir cerita-cerita biasa. Tapi di tengah cerita baru sadar sampai membatin "ini mah pov warga jepang pas perang dunia 2 dong!"

Terlepas dari tujuan apapun, negara apapun, sekilas bisa dilihat ya kan bahwa yang namanya perang itu besar sekali dampak negatifnya, menimbulkan trauma dan duka, dan yang paling menderita itu pasti rakyatnya/warganya. Yuk kita berdoa saja semoga dimanapun kita bisa terhindar dari marabahaya dan dijauhkan dari pertikaian dan bencana. Semoga dimanapun dan kapanpun kita senantiasa sehat, selamat dan bahagia. Aamiin.

Have a nice day!


Watch Online_Link 1

Watch Online_Link 2

Comments

Popular posts from this blog

RESENSI NOVEL “SILUET

Resensi Novel : “Cinta Dalam Hati”

Jangan Mau Rugi Bahkan Ketika Kamu Sakit