Friday, January 29, 2021

Dramatically Accomplished!

 I don't deserve this love, but thank you so much :)


Assalamu'alaikum!
Sehat kan? Sehat ya..
Ada pengalaman baru nih yang mungkin bisa dibilang membuat pandanganku lebih terbuka daripada sebelumnya. Dari gambar pertama di atas, mungkin kamu bisa menebak apa yang ingin aku bagi di sini. And yes, I am officially graduated. 

Well, sebenarnya bukan lulusnya sih yang aku jadikan poin di pengalaman ini. Tapi proses dan timing-nya yang membuat aku terkesan. Ada up and down, ada keragu-raguan, bahkan ada risiko lebih besar yang tak berani kubayangkan jika saat itu aku memilih untuk tidak menyelesaikannya. 

Ingin maju, tapi tak tahu bagaimana caranya.
Kalau diam saja, itu percuma. Waktu tetap berjalan ke depan dimana semua hal itu ada batasnya.
Tapi kalau mundur, banyak hal akan kehilangan fungsinya.

Akhirnya dari sekian skenario yang kupikirkan, aku memilih maju.
Sedikit demi sedikit, tidak apa.
Tidak secepat orang lain melakukannya, tidak apa.
Tidak setepat orang lain menyelesaikannya, tidak apa.

"Kalau kamu malu dengan kenyataan kamu tidak seprogressif orang lain, maka kamu akan stuck di situ-situ aja," kata temanku.
"Sekarang sudah waktunya untuk tidak tahu malu. Ada yang kamu tidak tahu, bertanya. Ada yang tidak kamu bisa, minta tolong." Temanku yang lain menimpali.

Dengan karakterku yang tertutup, untuk bertanya dan minta tolong kepada orang lain itu adalah hal yang perlu banyak pertimbangan. Seperti kapan waktu yang baik untuk bertanya, dan bagaimana bahasa yang kugunakan ketika aku minta tolong kepada orang lain di sekitarku, aku memikirkannya. Memang itu hal baik untuk diperhatikan, tapi terkadang justru menjadi hambatan buatku untuk bisa mendapatkan apa yang sebenarnya kubutuhkan. 



Untuk orang-orang yang sedang berikhtiar menjemput tujuan, semangat ya :)
Prioritaskan apa saja yang membuatmu dapat meringkas jarak menjadi lebih dekat ke arah tujuan. Jangan pikirkan dulu hal-hal lain yang sekiranya dapat menghambatmu. Meskipun itu hal baik, tapi kalau untuk saat ini tak cukup membantu, maka jangan.

Pendampingan itu juga perlu, dalam kasusku.
Selama ini aku selalu berpikir untuk melakukan semuanya sendiri. Karena aku mudah merasa tidak nyaman dengan orang lain, tapi di saat genting untuk sebuah tujuan ternyata kita butuh pendampingan orang lain. Fungsi utama adalah memang untuk mendampingi kita dalam berproses, tapi fungsi yang menentukan adalah bagaimana faktor itu bisa menjadikan kamu merasa dalam pengawasan. Dalam kasusku, faktor ini adalah teman-temanku. Sama-sama berproses, tapi bisa saling memberi peringatan untuk melakukan lebih banyak dari yang sebelumnya. Ternyata benar, how we are making friends, itu menentukan.



Poin berikutnya, zona nyaman.
Ketika berusaha mencapai sesuatu, tekan saja zona nyaman. Itu penting. Bukan untuk menciptakan suasana menjadi tidak nyaman, itu bukan. Tapi zona nyaman adalah godaan. Anggap saja begitu. Atau anggap saja zona nyaman sebagai reward, yang boleh kita dapatkan setelah kita mencapai tujuan yang ingin dikejar. Ya, ini dulu baru itu. Dalam hal ini, zona nyamanku adalah jam tidur dan makanan. Hehehe. Aku sangat buruk dalam mengelola jam tidurku. Dan tentang makanan, aku memang suka makan. Tapi aku harus mengurangi itu semua. But still, dalam batasan kesehatan yang wajar ya. Sehat itu harus.
Apalagi ada suami yang selalu menjadi alarm pribadiku terkait menjaga kesehatan. "Dalam keadaan seperti ini pokoknya kamu dilarang sakit ya. Jangan sampai sakit," begitu katanya.

Hal yang paling penting adalah doa dan juga kesempatan atau peluang.
Aku bersyukur memiliki dua orang tua kandung dan dua orang tua dari suamiku. Semakin banyak doa dari orang tua, semakin besar kesempatan aku bisa merayu Allah untuk mendapatkan Ridho-Nya untuk memberiku kesempatan mengusahakan apa yang kuusahakan. Itu penting.
Doa dari orang-orang yang lain juga sangat membantu. Sangat. Mendapatkan doa dari orang lain sebanyak-banyaknya adalah jalan ninjaku selama ini. Hehehe. Karena kita tidak akan bisa sampai di tahap ini kalau hanya mengandalkan doa dari diri kita sendiri. Note that!
Doa bisa membimbing kita mendapatkan jalan yang lebih terbuka. Jalan yang tadinya ruwet atau rumit, tiba-tiba menjadi terurai dan terbuka. Kemudian di jalan itulah, kita melihat ada kesempatan, ada peluang.

Ketika melihat ada kesempatan, memang wajar dan manusiawi untuk bertanya-tanya apakah kita mampu mengambil kesempatan ini. Tapi sungguh, setiap ada kesempatan, jangan lewatkan. 
Kalau ada banyak kesempatan, ambil sekaligus!
Kalau hanya ada satu kesempatan, kenapa dilewatkan? Ambil!
Siapa tahu, Allah menunjukkan jalan ini sebagai jawaban dari apa yang kita ikhtiarkan. Namanya juga ikhtiar. Mungkin memang sekarang lah waktunya kita mengambil langkah baru dengan kesempatan yang Allah siapkan untuk kita ini. 

Memikirkan risiko itu baik, tapi jangan kebanyakan.
Jangan su'udzon sama apa yang ada di depan.
Jangan juga su'udzon sama diri sendiri. Pasti bisa kok.
Selamat berikhtiar :)

Wassalamu'alaikum !

No comments:

Post a Comment

MY WEDDING ^^

MY WEDDING ^^