Hai.
Kapanpun kamu baca ini, kuharap hari yang kamu lewati ini berjalan dengan baik. Begitu pula hariku. Sekali lagi, aku menjalani hari yang baik, kehidupan yang baik, bersama orang-orang di sekitarku yang luar biasa baik. Alhamdulillah.
Beberapa waktu ini aku banyak bertemu orang baru, belajar menyesuaikan diri lagi dengan lingkungan baru, dan tentunya dengan sisi diriku yang baru. Orang yang baru mengenalku, tentu saja tidak tau kehidupanku di masa lalu dan hanya akan menilai pembawaanku yang sekarang. Begitu pula denganku yang baru mengenal mereka. Bagaimana mereka berinteraksi denganku, bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain di sekitarku, maka begitulah aku juga menilai keadaan dan menyesuaikan diri.
Bagi yang kenal aku, pasti tahu aku introvert akut yang social battery-nya cepet abis. Tapi di umur yang sudah tua ini, aku memang selalu menyediakan sebagian waktu untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang. Minimal duduk bareng, ngobrol, sharing. Nyatanya, bertemu banyak orang baru sangat membantu kita mendapat insight baru. Dengan mereka aku banyak sharing -meski nyatanya aku lebih banyak menyimak cerita mereka daripada aku yang bercerita-, tapi sungguh aku menghabiskan banyak waktuku untuk belajar dari mereka. Tentu saja kita bertukar cerita, tapi tidak oversharing.
Siapa sangka, bertemu orang baru mengingatkan kita bahwa hidup kita yang mulai kita anggap biasa saja dan membosankan ini, ternyata adalah hidup yang penuh cerita dan hikmah. Mungkin kita lupa, tapi kehidupan kita sekarang adalah hasil dari apa yang kita telah upayakan di masa lalu.
Kalau mengingat kembali, tentu banyak pengalaman yang kurang menyenangkan dan memang ingin kulupakan di masa lalu. Entah terlalu menyakitkan atau terlalu menyedihkan, tapi aku tahu betul seberapa keras perjuanganku di kala itu untuk bisa pergi sejauh mungkin, hingga akhirnya sampailah aku di titik sekarang ini. Cukup jauh sehingga tanpa sadar aku telah melupakan semuanya.
Namun bisa jadi, sekarang-lah waktu yang tepat untuk memilah kembali pengalaman-pengalaman yang meninggalkan hikmah itu. Roda kehidupan terus berputar. Bagi sebagian orang, cerita lama kita adalah cerita mereka yang sedang berlangsung. Terkadang, kita baru merasakan hikmahnya ketika hal yang sama terjadi pada orang lain. Kenapa? Karena kita melihat keseluruhannya dengan objektif. Pun bagi kita, ada permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang, tapi ternyata ada orang lain yang pernah mengalami hal yang sama, sehingga kita bisa belajar dari mereka. Ya, mereka yang telah berdamai dengan diri mereka sendiri dan telah berhasil mendapat hikmah.
Ternyata hari-hari baru yang kulalui dengan menyerap berbagai perspektif berbeda ini membuatku sadar untuk lebih menghargai setiap pengalaman yang aku upayakan dalam kehidupan ini. Ternyata aku terlalu picik menganggap hidupku ini membosankan, padahal Allah sudah membuatkan skenario kehidupan yang sedemikian rupa dan sangat indah. Jadi kenapa kita tidak puas? Hehe.
Tanpa kusadari, banyak hal di sekitarku telah membantu diriku bertumbuh dan mendapat banyak pengalaman baru yang aku tak pernah tahu sampai hari kemarin. Jangan pernah berpikir dunia kita berhenti sejak kita menikah. Jangan pula berpikir dunia kita berhenti di usia 30, 40, atau 50 dan seterusnya. Karena di usia berapapun, bahkan setelah kita punya anak cucu dan seterusnya, sampai kapanpun dunia kita tetap tentang kita sendiri, tentang bagaimana kita menjalaninya dan mengambil hikmah darinya.
Banyak pengalaman di masa lalu membentuk diri kita yang sekarang. Ditambah pengalaman baru yang aku yakin juga akan membantu mengasah karakter kita menjadi lebih baik lagi kedepannya. Jadi, inilah saatnya kita membiarkan pergi semua luka, perasaan, dan trauma masa lalu yang menorehkan luka dalam kehidupan kita. Biarkan mereka pergi tanpa penyesalan. Marilah berdamai dengan diri kita sendiri di masa lalu, membiarkannya pergi tanpa perasaan yang masih terikat. Mari ingatlah saja bagaimana kita berjuang dan hargai hikmah yang telah susah payah kita dapatkan darinya. Sungguh hikmah yang mahal dan terlalu sayang kalau kita tidak belajar darinya sama sekali. Dengan kita bisa menghargai hikmah itu, maka hidup pun menjadi lebih berharga. Ada saatnya, kita bisa membicarakan masa lalu sambil tersenyum. Menceritakan hikmah kepada orang lain, hikmah yang tulus sebagai pelajaran hidup, tanpa perasaan negatif yang masih menyelimuti.
MasyaAllah.. Aku yakin kamu juga banyak bertumbuh sejak terakhir kita bertemu. Semoga kita bertumbuh semakin dewasa dan menua ke arah yang lebih baik.
Bye!